REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Sebastian Salang menilai secara teoritis, penguasaan parlemen oleh Koalisi Merah Putih (KMP), akan membuat DPR semakin kuat. Pun dengan fungsi kontrol DPR terhadap pemerintah yang disokong Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Kalau kontrol terhadap pemerintah semakin kuat, maka efeknya positif. Kenapa? Karena ruang untuk terjadi perselingkuhan antara legislatif dan eksekutif itu makin kecil," ujar Sebastian dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (11/10).
Akan tetapi, pengamatan FORMAPPI menunjukkan, sikap politik oposisi, tidak akan ada kala pembahasan anggaran bersama pemerintah. "Jadi sebetulnya oposisi dan bukan oposisi kalau bicara anggaran jadi lemas semuanya," sindir Sebastian. Lebih lanjut Sebastian mengatakan, dinamika yang berkembang di parlemen antara KIH dan KMP, telah membuat DPR mendapat cap negatif.
Oleh karena itu, DPR harus kerja keras untuk mengembalikan citra negatif di awal ini, agar kepercayaan publik kembali. "Nah apakah dinamika yang sekarang akan bertahan lama? Selama kue yang besar itu belum habis dibagi, maka orang-orang yang punya kepentingan bersama, pasti bersatu. Dengan bersatu maka diyakini permainan untuk merebut kue itu akan lebih besar peluangnya untuk didapatkan. Itu yang dimainkan oleh KMP sekarang," kata Sebastian.
"Apa yang dilakukan KMP itu berhasil. Pimpinan DPR diembat habis, pimpinan MPR diembat habis. Yang masih tersisa adalah pimpinan alat kelengkapan dewan," ujar Sebastian.
Jika kue besar yang ingin dibagi-bagi telah habis, Sebastian meragukan soliditas KMP. Satu atau dua partai yang tergabung dalam KMP diyakini Sebastian akan hengkang untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK yang didukung KIH. "Saya kok 100 persen tidak yakin. Mengapa? Karena karakter parpol kita ini tidak tahan susah, tidak tahan lapar. Jadi jika mereka sudah lapar, itu biasanya yang kasih permen duluan akan diterima," kata Sebastian.