Kamis 09 Oct 2014 10:50 WIB

Asmindo Berharap Tol Laut Benar-Benar Terwujud

  Ratusan pendukung capres Joko Widodo mengikuti kampanye yang digelar oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) di Taman Balekambang, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (20/6).   (Antara/Widodo S. Jusuf)
Ratusan pendukung capres Joko Widodo mengikuti kampanye yang digelar oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) di Taman Balekambang, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (20/6). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta berharap gagasan konsep transportasi berbasis tol laut mampu diwujudkan Presiden terpilih Joko Widodo, karena dapat menghemat biaya distribusi logistik.

Wakil Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Endro Wardoyo di Yogyakarta, meyakini tol laut sebagai konsep transportasi alternatif dari darat ke laut, akan mampu memberikan dampak perubahan biaya produksi dan distribusi furnitur maupun produk industri lainnya.

"Kami harap gagasan itu (Tol laut) benar-benar mampu dibuktikan Jokowi," kata Endro.

Terobosan itu perlu ditempuh untuk menghadapi berbagai kemungkinan kenaikan harga komoditas pendukung lainnya pada pemerintahan Jokowi mendatang.

Apalagi, kata dia, apabila wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 3.000 positif diberlakukan per November, maka biaya distribusi akan semakin membengkak. Ditambah dengan kebutuhan pendukung lainnya yang terkena dampak kenaikan itu.

"Kalau BBM jadi dinaikkan Rp 3.000 oleh Jokowi tentu akan memberatkan kami, meskipun nantinya akan kami hadapi dengan berbagai upaya efisiensi," katanya.

Lebih dari itu, menurut dia, gagasan tol laut itu juga relevan untuk menopang bangkitnya dunia usaha pada saat dimulainnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Dengan biaya distribusi logistik yang murah, maka para pengusaha furnitur atau kerajinan berani memasang harga yang kompetitif.

"Tentu ini penting untuk memperkuat pasar domestik kita," katanya.

Ia mengatakan, hingga saat ini biaya logistik di Indonesia masih tergolong mahal jika dibanding negara-negara lain. Ongkos logistik di Indonesia bahkan mampu mencapai 27 persen dari seluruh total biaya produksi. Sementara di negara lain rata-rata hanya 9-10 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement