REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, masih sangat tinggi sehingga berpotensi mengalami erupsi yang disertai luncuran awan panas.
Dalam pesan singkat yang diterima di Medan, Rabu malam, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Sinabung.
Pada hari Rabu (8/10), pihaknya mendapatkan laporan tentang terjadinya 89 guguran material berbahaya dari Gunung Sinabung meski tidak mengalami erupsi, guguran 89 kali.
Hingga pukul 19.00 WIB, telah terjadi empat kali guguran awan panas guguran dari puncak gunung sejauh 3.000 meter ke arah selatan. Demikian pula, dengan gempa hybrid yang masih tinggi dan tremor yang muncul secara terus-menerus.
"Ini menujukkan bahwa potensi letusan masih berpeluang terjadi," katanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer, arah tenggara dan selatan puncak Gunung Sinabung.
Menurut Sutopo, berdasarkan pendataan terakhir, BNPB mencatat jumlah pengungsi mencapai 3.287 jiwa (1.019 KK) yang ditampung di 16 titik pengungsian.
Satgas Penanggulangan Erupsi Sinabung terus meningkatkan pelayanan kepada pengungsi, termasuk antar jemput anak-anak yang bersekolah.
Selain melakukan pembersihan abu vulkanik di sekitar kota Berastagi, satgas membagi-bagikan masker kepada warga akibat banyaknya abu vulkanis.