Rabu 08 Oct 2014 16:20 WIB

Warga Korea Kagumi Proses Pengolahan Kopi Banaran

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bubuk kopi. Ilustrasi
Foto: breakfastwithaudrey.com.au
Bubuk kopi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Warga negara Korea mengagumi proses pengolahan kopi, di pabrik pengolahan kopi Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

 

Mereka mengakui sangat tertarik karena sebagian proses pengolahan kopi milik PT Perkebunan Nusantara IX ini masih dikerjakan secara manual.

 

“Proses yang kami lihat sebagian masih dikerjakan tenaga kerja manual,” ungkap Jung (53), salah seorang peserta kunjungan ini, Rabu (8/19).

 

Ia mengaku, bersama dengan 20 orang rombongannya tengah melakukan kegiatan amal di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Antara lain di wilayah Kabupaten Temanggung, Boyolali, Klaten dan Kabupaten Semarang.

 

Di sela- sela kegiatan yang berlangsung empat hari ini mereka berkesempatan mengunjungi Banaran Coffe Plantation.

 

Para warga negara Korea inipun sangat tertarik saat berkesempatan melihat dari dekat proses pengolahan kopi, dari mulai proses pengeringan hingga penyajian.

 

“Selama ini, kami hanya tahu kopi sudah dalam kemasan. Namun bagaimana proses pengolahannya dari kebun tidak pernah tahu,” tambahnya.

 

Jung menambahkan, yang paling membuat ia dan rekan- rekannya terkesan saat melihat langsung proses penyortiran bijih kopi, di ruang sortasi.

 

Bersama- sama dengan puluhan pekerja penyortir, para pengunjung asal negeri ‘gingseng’ inipun tertarik untuk ikut melakukannya bersama- sama puluhan pekerja.

 

Mereka ikut memisahkan bijih- bijih kopi sesuai dengan standar ukuran secara manual, memisahkan biji kopi dari kulit tanduknya dengan tampah.

 

Meskipun terlihat kikuk, para pengunjung inipun tampak senang mencoba sesuatu yang --bagi mereka-- sangat baru dan belum pernah dilakukan.

 

“Kami senang bisa berinteraksi langsung dengan para pekerja (red; penyortir) serta mencoba langsung beberapa peralatan tradisional yang digunakan,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement