REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengaku menggunakan jaringannya di Dewan Pimpinan Daerah untuk memecah suara lembaga tersebut dalam pemilihan pemimpin Majelis Permusyawaratan Rakyat.
"Saya mantan Ketua Asosiasi Gubernur se-Indonesia sehingga jaringan di DPD kuat karena itu kami bermain di DPD dengan memecah suara," kata Fadel saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Fadel mengatakan, Golkar dan Koalisi Merah Putih terkejut dengan langkah PPP menyeberang ke Koalisi Indonesia Hebat dalam pemilihan pimpinan MPR pada Rabu dini hari. Sikap PPP itu menurut dia menunjukkan partai itu tidak istiqomah dan tidak menjaga kebersamaan dengan KMP.
"Kami memberikan kursi ke PPP dengan mengambil Pak Muqowam karena pernah empat kali menjadi anggota DPR dari PPP," ujarnya.
Namun menurut Fadel, PPP tidak mau KMP mengajukan Muqowan dan tetap menginginkan Hasrul Azwar menjadi salah satu pimpinan MPR dalam paket KMP. Selain itu menurut dia, PPP pecah dan tidak solid mendukung kebijakan partai untuk tetap di KMP saat pemilihan pimpinan MPR.
"Akhirnya kami memiliki sikap, kalau mereka mau ke sana (KIH) silakan saja karena itu hak mereka," katanya.
Fadel menegaskan KMP menguasai MPR dan DPR sebagai bentuk menjalankan check and balances pemerintahan. Dia mengatakan masyarakat jangan berprasangka buruk penguasaan KMP terhadap dua lembaga negara tersebut.
"Kami akan bekerja dengan baik menjalankan mekanisme 'check and balances' dan juga mendukung kinerja pemerintah yang pro-rakyat," katanya.
Sidang Paripurna MPR pada Rabu (8/10) dini hari memilih satu ketua MPR dan empat wakil ketua. Dalam sidang tersebut pemilihan terbagi dalam dua paket pimpinan yang diajukan oleh kubu Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat.
Berdasarkan penghitungan, Paket B yang diusung Koalisi Merah Putih memperoleh 347 suara. Sementara itu, Paket A, yang diusung koalisi partai pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla, memperoleh 330 suara, satu suara lainnya abstain.
Paket B terdiri dari Zulkifli Hasan (Demokrat) sebagai calon ketua MPR, didampingi empat calon wakil ketua MPR, yaitu Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta (DPD).
Sementara itu, Paket A terdiri dari Oesman menjadi calon ketua, didampingi empat calon wakil ketua, yakni Ahmad Basarah (PDI-P), Imam Nachrawi (PKB), Patrice Rio Capella (Nasdem), dan Hasrul Azwar (PPP).
Sidang paripurna itu dipimpin oleh Maimanah Umar yang didampingi oleh Ade Rezki Pratama.
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini