Senin 06 Oct 2014 16:51 WIB

Waduh, 'Alumni' Dolly Masih Diburu Pemkot Surabaya

Rep: C54/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Anggota Satpol PP memeriksa identitas penghuni wisma ketika razia di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Ahad (13/1) dini hari WIB.
Foto: Antara
Anggota Satpol PP memeriksa identitas penghuni wisma ketika razia di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Ahad (13/1) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA—Pemkot Surabaya, melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), terus memburu para PSK eks-lokalisasi Dolly yang berusaha kembali menekuni pekerjaan lama mereka. Pascapenutupan Dolly  18 Juni lalu, para perempuan penghibur ‘alumni’ pusat prostitusi terbesar di Asia tenggara itu berpindah menyebar ke berbagai tempat.

Mereka diketahui berdiaspora ke daerah-daerah sekitar Surabaya, bahkan dikabarkan hingga ke pinggiran Ibu Kota DKI Jakarta. Di Surabaya, mereka menyusup ke tempat-tempat rumah hiburan umum (RHU), seperti panti pijat, karoke, diskotek, ada juga yang ke warung remang-remang.

Disampaikan Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto, sejak penutupan Dolly, pihaknya telah menyegel setidaknya 15 tempat panti pijat di Surabaya. “Pertama, rumah-rumah hiburan itu tidak berizin, kedua, mereka mempekerjakan PSK, termasuk di antaranya Dolly,” ujar Irvan kepada para wartawan, Senin (6/10).

Menurut Irvan, hal tersebut diketahui setelah petugas menggiring para terduga PSK ke kantor dan mencocokan identitas mereka. “Karena kami punya data mereka, ketika diverifikasi, cocok. Kita kirim ke Dinas Sosial,” ujar Irvan.

Ia menyatakan upaya mencari tahu keberadaan PSK eks-Dolly mejadi salah satu program prioritas Satpol PP yang di amanatkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Selain merazia tempat-tempat hiburan, menurut Irvan, saat ini Satpol PP melebarkan razia ke kawasan-kawasan wisata, seperti daerah wisata alam Jurang Kuping dan Ekowisata Mangrove.

Ia menambahkan lokasi-lokasi tersebut merupakan tempat favorit para pelajar ketika membolos sekolah. “Kami tidak ingin ini (penyebaran PSK) terimbas ke siswa. Makanya, saya juga menyampaikan kepada para lurah dan camat untuk mewaspadai jika menemukan siswa yang membolos,” ujar dia.

Menurut Irvan, upaya merazia para PSK di RHU akan terus digencarkan. Jika dalam razia mereka mendapati RHU tak berizin, mereka akan menyegel tempat tersebut. “Kami tidak lagi menggunakan teguran tertulis. Kita buatkan BAP, kita serahkan laporannya ke Dinas Pariwisata," ucap dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement