Senin 06 Oct 2014 16:15 WIB

Moeldoko Beberkan Hasil Investigasi Bentrok TNI-Polri Usai HUT TNI

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menegaskan bahwa belum ada pihak resmi yang memberikan pernyataan terkait hasil tim investigasi kasus tertembaknya empat anggota TNI dari Batalyon Yonif 134 Tuah Sakti oleh oknum anggota Brimob Polda Kepulauan Riau (Kepri) di kawasan Tembesi, Batu Aji, Batam, Ahad (21/9) lalu.

"Dari awal saya sudah bersepakat dengan Kapolri agar tidak ada yang beri statement tentang hasil investigasi. Jika ada yang beri statement,  itu akan mengganggu objektivitas investigasi," kata Moeldoko, Senin (6/10).

 

Perkembangan kasus bentrokan antar oknum TNI-Polri di Batam, menurutnya, saat ini telah menjadi wewenang tim investigasi. Ia menegaskan, agar semua pihak tidak memberikan keterangan terlebih dahulu soal kasus bentrokan tersebut.

Menurut Panglima TNI, himbauan ini untuk memastikan tidak ada kesan intervensi TNI terhadap hasil penyelidikan yang tengah berlangsung.  Panglima menegaskan pasca terbentuknya Tim Investigasi Gabungan, maka segala sesuatu yang terkait hasil temuan akan diserahkan sepenuhnya kepada tim.

 

"Saya saja sebagai  Panglima TNI tidak mau komentar macam-macam. Makanya yang lain jangan macam-macam," tambah Moeldoko dengan tegas.

Panglima TNI berjanji bahwa hasil investigasi insiden di Batam akan diumumkan setelah puncak peringatan HUT TNI tanggal 7 Oktober 2014 yang akan datang.  "Kalau ada anggota nakal, kita umumkan nakal, dan akan kita beri sanksi disiplin," tegas Jenderal TNI Moeldoko.

Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya secara terpisah mengatakan, Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri diketuai oleh Pasuspom TNI Mayjen TNI Maliki Miftdan sebagai Wakil Ketua ditunjuk Brigadir Jenderal Pol Drs Fahrizal. Tim inilah yang berhak untuk memberikan keterangan hasil investigasi atas kasus tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement