Ahad 05 Oct 2014 17:24 WIB

Reformasi 98 Bisa Kembali Terjadi. Hati – Hati

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) berdemonstrasi memperingati 15 tahun reformasi di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa, (21/5). Dalam aksinya, BEM UI mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyon
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) berdemonstrasi memperingati 15 tahun reformasi di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa, (21/5). Dalam aksinya, BEM UI mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat Politik LIPI, Ikrar Nusa Bakti, mengimbau politisi untuk berhati – hati dalam menghasilkan kebijakan. Jangan sampai kebijakan yang dilahirkan membuat marah rakyat.

Kebijakan membagi – bagi jatah kekuasaan misalkan, pada hakikatnya adalah wajar dalam politik. Namun demikian, hal ini harus dilaksanakan dengan mengusung aspirasi masyarakat. Jangan sampai hal ini dilakukan sekadar untuk meraih kekuasaan.

Jika sekadar kepentingan kekuasaan yang ditargetkan, maka bisa jadi nantinya akan mengekang dan mengecewakan rakyat. Hal ini nantinya akan memancing kemarahan mereka. “Apakah kita ingin kembali ke 98 lalu,” jelasnya, saat diwawancarai sebuah stasiun TV swasta.

Dia menyatakan jangan sampai hal ini terjadi. Kemajuan dalam proses demokratisasi seperti yang terjadi sekarang ini harus terus didukung. Sebabnya, hal ini akan semakin mendewasakan bangsa.

Indonesia menurutnya akan semakin berkembang bila proses demokratisasi berjalan dengan baik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement