REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Abdurrahman meminta pihak eksekutif memprioritaskan penanggulangan pencemaran air di sepuluh aliran sungai setempat.
"Dari laporan warga yang saya himpun, ada sedikitnya sepuluh sungai di Kabupaten Bekasi yang kini tercemar limbah industri. Pencemaran itu sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan," kata politikus PKS itu di Cikarang, Sabtu (4/10).
Menurut dia, indikasi pencemaran dapat terlihat dari keberadaan ikan di dalamnya yang kini sudah tidak terlihat lagi.
"Ikan yang selama ini hidup di sepuluh sungai itu kini tidak terlihat lagi. Masyarakat yang sebelumnya menggunakan air itu untuk keperluan rumah tangga juga tidak lagi dapat dimanfaatkan," katanya.
Sejumlah sungai tersebut di antaranya Kali Cikedokan, Kali Ciherang, Kali Cikarang, Kali Bekasi, Kali Balacan, Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL). "Semua sungai ini bermuara ke Bekasi bagian Utara yang menjadi urat nadi pertanian di Kabupaten Bekasi," katanya.
Kondisi pencemaran sungai itu sudah lama dikeluhkan masyarakat sekitar, namun hingga kini belum ada solusinya. Menurutnya, pencemaran tersebut saat ini sudah pada tingkat yang sangat berbahaya. Karena pencemaran itu sudah mempengaruhi hasil hasil pertanian.
"Hasil pertanian di wilayah utara yang selama ini menggunakan air sungai yang tercemar telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas. Belum lagi kerugian petani tambak yang ikannya tiba-tiba mati karena menggunakan air yang sudah tercemar limbah," ujarnya.
Abdurrahman mengungkapkan tingkat pencemaran limbah di sungai itu telah mempersulit masyarakat yang tinggal di sisi kali untuk mendapatkan air bersih.
"Jika masyarakat menggali sumur baik itu artesis maupun sumur pompa, airnya tidak akan bagus. Karena airnya sudah berbau, berminyak, dan warnanya keruh dan sangat tidak layak untuk dikonsumsi," katanya.
Pihaknya meminta kepada dinas terkait seperti Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), dan masyarakat untuk bersama mencari solusi cara penanggulangan pencemaran sungai. "Pencemaran sudah berlangsung lima hingga enam tahun, menyusul kehadiran kawasan dan zona industri di wilayah selatan Bekasi," katanya.