REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono.
"Kalau mau komunikasi politik dengan Demokrat berjalan, ya, Bu Mega harus mau menemui Pak SBY. Jika Bu Mega tidak mau 'turun tangan', ya, Jokowi-JK akan menghadapi tantangan berat," katanya.
Ia menjelaskan Jokowi harus menghadapi tantangan untuk memperjuangkan dua peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) terkait pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan dibahas DPR.
Persoalan UU Pilkada, kata dia, sebenarnya baru "warming up" (pemanasan) bagi Jokowi-JK yang tentunya tidak bisa berjalan sukses jika PDI Perjuangan dengan KIH masih berjuang sendiri.
Dalam menjalin komunikasi politik dengan parpol-parpol lain di luar KIH, kata dia, memang dibutuhkan kekuatan ekstra, yakni kesediaan Megawati untuk turun langsung melakukan lobi-lobi politik.
"Sebenarnya, peran JK juga sangat besar untuk mendorong dukungan dari Golkar. Harusnya JK bisa, apalagi (JK, red.) pernah menjadi Ketua Umum Golkar. Akan tetapi, 'power' JK belum terlihat," kata Teguh.