REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah baru perlu mewaspadai perkembangan di dunia perminyakan dan pergasan. Saat ini para mafia migas dikabarkan mulai mengincar sejumlah kementerian untuk memperlancar aksinya.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif IMES Erwin Usman, Sabtu (4/10). Menurut dia, mereka mulai mengincar posisi menteri di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Keuangan, dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta jabatan Direktur Utama Pertamina.
"Jabatan tersebut merupakan posisi kunci di pemerintahan yang akan terus menjadi target strategis para mafia untuk dikuasai," kata Erwin di Semarang.
Para mafia migas, lanjut Erwin, akan menjadi penumpang gelap dari Revolusi Mental Jokowi-JK (sapaan akrab Joko Widodo dan Jusuf Kalla, pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2014, red.).
Oleh karena itu, dia meminta pemerintahan baru Jokowi-JK mesti terus awas dan waspada terhadap perkembangan yang ada.
"Jangan sampai agenda strategis yang telah dicanangkan, terutama skema pemberantasan mafia migas, dibelokkan arahnya oleh para mafia dan sindikasinya," katanya.
"Tidak kalah strategisnya," kata Erwin, "perhatian publik jangan lepas juga dari pergerakan perusahaan multinasional (MNC) di sektor migas, yang dikenal dengan Seven Sisters."
Dengan perkiraan keuntungan Rp37 triliun per tahun atau Rp370 triliun dalam sepuluh tahun terakhir dari praktik culas dalam pengelolaan migas Indonesia, menurut Erwin, mafia migas berpotensi melakukan apa saja untuk menyelamatkan diri, termasuk menjadi penumpang gelap pada era pemerintahan mendatang.