REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meskipun SBY sudah membuat rekaman pernyataan bahwa dirinya ingin bertemu Megawati, anak pertama Presiden Soekarno ini tetap menutup diri. Mega tidak membuka diri.
Komunikasi kedua belah pihak terputus. Situasi ini tidak dilupakan SBY. Kalau kemarin Mega menutup komunikasi, kini sebaliknya, SBY menutup komunikasi dengan Mega.
Ceritanya sebelum sidang paripurna DPR terkait penentuan pimpinan DPR RI. Karena perolehan suara partai pendukung Jokowi di parlemen tidak dominan, maka PDIP mencoba membujuk rayu seluruh partai koalisi merah putih agar mau membuka komunikasi.
Megawati sendiri mengutus Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, hingga presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk langsung bertemu SBY. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengungkapkan tim yang dikirimnya menemui SBY sebelum sidang paripurna sekitar pukul 01.00 WIB.
Sempat muncul keyakinan PDIP bisa mengusung kadernya menjadi pimpinan di DPR RI. “Saya lihat masih ada peluang hingga sore ini," kata Tjahjo.
Lobi yang dilakukan terkait perubahan Undang-undang MD3 yang mengatur tentang pimpinan DPR-MPR RI. Partai pemenang Pemilu tidak lagi secara otomatis memimpin DPR RI sehingga untuk mendapatkan kursi pimpinan DPR RI PDIP harus merangkul partai lain.
Namun yang terjadi, paripurna penentuan pimpinan DPR RI disahkan pada dua oktober dini hari, sebelum pertemuan berlangsung. Paripurna tersebut telah mensahkan pimpinan DPR semuanya dari partai koalisi merah putih.
Ketua DPR dipegang Setya Novanto dari Golkar. Wakil ketua DPR adalah Fadli Zon dari Gerindra, Agus Hermanto dari Demokrat, Taufik Kurniawan dari PAN, dan Fahri Hamzah dari PKS.