REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM, Kamis (2/10) ini memecahkan rekor dunia. DIY menggelar kegiatan membatik kain terpanjang yang berlangsung di Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta.
Manajer Museum Rekor Indonesia (MURI), Sri Widayati mengatakan dari pengukuran yang dilakukan timnya, panjang kain yang digunakan untuk membatik tersebut ternyata 3.005 meter. "Ini merupakan kegiatan membatik di kain terpanjang dan memecahkan rekor dunia," ujarnya.
Kegiatan ini tercatat sebagai rekor ke 6.667 di MURI. Piagam penghargaan pemecahan rekor dunia ini diserahkan langsung ke Disperindagkop DIY.
Membatik di kain terpanjang tersebut membutuhkan waktu lebih dari satu jam. Pemecahan rekor ini melibatkan tak kurang dari 3.000 pengrajin batik dari empat kabupaten/kota di DIY, baik dari Kabupaten Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, Sleman maupun Kota Yogyakarta. Selain itu ratusan pelajar dan mahasiswa serta turis asing juga dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
Kepala Disperindagkop DIY, Riyadi Ida Bagus mengatakan, membatik diatas kain ribuan meter ini merupakan upayanya untuk semakin mengenalkan batik di dunia internasional. Apalagi kata dia, kegiatan ini digelar bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang ditetapkan setiap 2 Oktober.
Kegiatan ini juga digelar atas kerjasama dengan Kota Kyoto Jepang. DIY dan Kyoto telah menandatangani kerjasama sebagai sister city sejak beberapa tahun lalu. Hasil membatik di kain terpanjang ini nanti akan dikirim ke Kyoto untuk dijadikan bahan pembuatan kimono. Karena itulah kain yang dibatik ini lebarnya hanya 45 centimeter sehingga cukup untuk pembuatan Kimono.
"Kain ini bisa untuk membuat 200 kimono dari batik, sehingga batik akan semakin dikenal di luar negeri," katanya.