REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menginginkan pasar tradisional ke depan dapat menjalankan sistem "e-commerce" atau perdagangan elektronik untuk memudahkan masyarakat dan pedagang dalam bertransaksi.
"Dengan sistem yang terintegrasi, akan banyak manfaat yang bisa diambil," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamukti dalam diskusi "Quo Vadis" Pasar Tradisional yang diselenggarakan Yayasan Danamon Peduli di Jakarta, Kamis (2/10).
Dia mencontohkan, salah satu pedagang pasar di Tomohon telah menerapkan sistem tersebut. Pedagang itu menerima pembayaran dari pembelinya menggunakan sistem elektronik BRI e-pay dengan limit satu juta rupiah.
"Jadi barang diserahkan setelah pemberitahuan uang masuk melalui pesan singkat yang diterima telepon genggam penjual," katanya.
Dengan sistem seperti itu, dia mengatakan, membuka peluang sebesar-besarnya bagi pihak perbankan untuk mengembangkan sektor baru pembiayaan ke pasar tradisional.
Selain pembayaran elektronik, dia mengatakan, sistem e-commerce juga berdampak bagi pedagang untuk mempromosikan dagangannya secara lebih luas, tidak hanya dalam pasar saja. "Promosi dan pembayaran elektronik itu yang harus kita integrasikan," katanya.
Untuk mencapai sistem tersebut, dia mengatakan pihaknya sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah bank serta melakukan pelatihan kepada pedagang."Untuk pedagang, kami baru melakukan pelatihan pencatatan secara elektronik, namun itu baru merupakan langkah awal," katanya.