REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi industri permebelan dan kerajinan Indonesia (Asmindo) akan menggelar pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA). Pameran tersebut rencananya dilaksanakan Maret 2015.
Ketua Umum Asmindo, Mm Taufik Gani, mengatakan, industri mebel mempunyai peran penting bagi perekonomian Indonesia. Industri ini merupakan padat karya, ada empat juta jiwa yang berkecimpung di dalamnya.
"Industri ini juga turut menyumbangkan penghasilan devisa dari ekspor," ujarnya, Rabu (1/10).
Adapun devisa negara dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Pada 2011 mencapai 1,76 miliar dolar AS. Setahun kemudian mencapai 1,83 miliar dolar AS. Pada 2013, mengalami penurunan sedikit yakni mencapai 1,81 miliar dolar AS.
Devisa tersebut, dihasilkan dari ekspor kayu dan produk kayu Indonesia (di luar pulp dan kertas). Apalagi, industri ini lokal kontennya sangat tinggi. Yakni hampir 100 persen.
Yaitu, biayanya dalam rupiah dan penghasilannya berupa devisa. Maka, industri mebel termasuk industri yang tahan terpaan krisis ekonomi.
Selain itu, industri mebel ini juga merupakan industri yang sangat kental ke-Indonesia-annya. Karena, bahan bakunya berasal dari sumber daya alam lokal. Baik kayu maupun rotan. Tak hanya itu, produk tersebut umumnya dipadukan dengan kerajinan dan hasil budaya Indonesia lainnya.
IFFINA 2015 ini merupakan pameran tahunan ke 8 yang diselenggarakan secara rutin oleh ASMINDO. Pameran ini merupaksa satu-satunya yang diendorse Asean Furniture Industry Council (AFIC) bersama dengan pameran EFE (Malaysia), VIFA (Vietnam), TIFF (Thailand) dan IFFS (Singapura).
Pameran ini diselenggarakan di Eco Green Park Senayan 4-17 Maret 2015. Di areal lahan seluas 15 ribu meter persegi. IFFINA menargetkan jumlah pengunjung capai 4.500 orang dari 100 negara.