REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Tidak seperti hari-hari biasa, Museum "Ruwa Jurai" Lampung, tampak padat aktivitas. Selama enam hari, ajang pameran museum se-Sumatera yang menampilkan koleksi penyebaran Agama Islam, semakin ramai dikunjungi orang, terutama mahasiswa dan pelajar.
"Sejak ada pameran se-Sumatera, museum ini ramai pengunjung. Biasanya sepi dan lengang," kata Heri, seorang petugas Museum Lampung saat ditemui Republika, Senin (29/9).
Biasanya, kata dia, museum ini sangat minim penunjung. Sampai siang sudah tutup. Tapi, sekarang sejak berlangsung ajang pameran museum se-Sumatera yang menampilkan koleksi berkaitan masuknya Agama Islam di Sumatera, pengunjung setiap harinya mencapai ratusan orang.
Sejak Rabu (24/9) hingga 3 Oktober 2014, Museum Lampung menjadi tuan rumah pameran museum regional se-Sumatera. Pameran kali ini mengambil tema, "Islam dalam Jalinan Sejarah dan Budaya Sumatera". Menurut Kepala UPTD Meseum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai, Zuraida, pada pameran ini menampilkan 118 buah koleksi yang dimiliki museum di Sumatera.
Ia mengatakan jumlah koleksi tentu menjadi penting untuk menambah minat pengunjung mengetahui keberadaan Agama Islam di Sumatera melalui, berbagai media. Misalnya, benda upacara, peralatan rumah tangga, aksara dan sastra, numismatika dan sigilografi, karya seni, arsitektur, prasasti, nisan, dan ada juga topeng sekura.
Menurut Budi Supriyanto, kepala Seksi Pelayanan Museum Lampung, Topeng Sekura sudah menjadi tradisi masyarakat di Kabupaten Lampung Barat, untuk merayakan 1 Syawal.
"Topeng ini menampilkan wajah jahat dan jelek, kemudian akan diganti dengan wajah yang suci pada 1 Syawal," ujarnya mengilustrasikan topeng Sekura. Saat ini, sudah diabadikan dalam bentuk Festival Sekura di kabupaten tersebut.