REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan presiden dan calon wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) telah membubarkan Kelompok Kerja (Pokja) Tim Transisi. Namun demikian, bukan berarti tim pembantu Jokowi-JK dalam transisi pemerintahan tersebut berhenti beroperasi begitu saja.
Kepala Staf Kantor Transisi Jokowi-JK Rini M Soemarno mengatakan, sebanyak 26 Pokja dibubarkan pada Ahad (28/9) malam. Namun, kantor tim transisi terus beroperasi hingga Jokowi-JK resmi dilantik. "Sekarang tinggal lima orang saja yang kerja, saya dan deputi-deputi dan bagian kesekretariatan," kata dia, Senin (29/9).
Rini menjelaskan, tugas Tim Transisi setelah ini adalah pendampingan operasional proses pelantikan capres dan cawapres. Terkait usulan-usulan kebijakan untuk pemerintahan mendatang, Rini menyatakan hal itu sudah selesai dikerjakan. Ia menegaskan tak akan kembali membentuk pokja-pokja lanjutan di Tim Transisi.
Berbagai hasil kajian yang dihasilkan pokja-pokja, ujar Rini, telah diserahkan kepada Jokowi-JK. Ia mengungkapkan, pembubaran pokja karena dianggap telah menyelesaikan semua tugas. "Hasil kajian telah dibahas oleh penasihat Tim Transisi. Hasil kajian akan diselaraskan oleh Tim Penyelaras Akhir," imbuhnya.
Mantan Menteri Perdagangan dan Perindustrian masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri itu menambahkan, para anggota pokja tersebut kini telah kembali ke tempat dan aktivitas masing-masing. Menurut dia, para anggota 26 pokja tersebut sudah bekerja maksimal. "Presiden dan wapres terpilih memberikan apresiasi tinggi atas kerja pokja-pokja Tim Transisi dan akan mendalami hasil kajiannya sebagai bahan pertimbangan utama untuk pemerintahan yang akan datang," paparnya.