REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Di tengah kerumunan masa yang mengajak masyarakat mengajukan pengkajian ulang UU Pilkada di Bundaran HI, Ahad (28/9), hadir artis cantik Olga Lidya. Olga mengaku malu dengan langkah DPR mengesahkan UU Pilkada dengan sistem tak langsung, serta dengan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya sangat kecewa karena hak rakyat diamputasi begitu saja. Saya nggak bisa bilang lagi bahwa Indonesia adalah the most democratic country in the World (negara paling demokratis di dunia)," kata Olga saat ditemui di Bundaran HI (28/6).
Olga mengatakan, dulunya ia sangat bangga melihat Indonesia berkembang menjadi negara yang demokratis. Ia melihat dengan keragaman Indonesia yang sangat luar biasa, negara ini bisa melewati pesta demokrasi pemilihan presiden dengan sangat baik.
Gelar negara demokratis, menurut Olga, diakui oleh salah satu media internasional Times. Majalah ini memang hanya menyebut Indonesia sebagai negara paling demokratis se-Asia Tenggara. Namun, bagi Olga Indonesia adalah negara paling demokratis di dunia.
Sayangnya, sejak adanya putusan DPR mengesahkan UU Pilkada, gelar itu tak lagi bisa dibanggakan. Olga merasa sangat kecewa, sedih, bahkan marah dengan keputusan DPR tersebut.
Ia juga menyayangkan sikap SBY yang awalnya berkata ia dan Partai Demokrat (PD) mendukung Pilkada langsung melalui media sosial Youtube. Belakangan PD justru melakukan walk-out. Olga mengaku kecewa dengan hal ini.
"Orang bicara politisi memang berhak membuat trik-trik, tapi ada koridor-koridor etika yang seharusnya tidak boleh dilanggar," kata dia.
Menurut dia, sikap plin-plan SBY dan Partai Demokrat tidak sesuai dengan etika politik. Yang lebih mengecewakan lagi, kata Olga, SBY mengaku tidak tahu tentang keputusan walk-out partai demokrat. Padahal, ia adalah seorang ketua umum sekaligus pembina partai tersebut.
"Itu buat saya sangat mengecewakan," kata dia.
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini
Ikuti Whatsapp Channel Republika