Ahad 28 Sep 2014 12:56 WIB

Karangasem, dari IDT, Kini Mandiri dan Meraih Penghargaan Desa Wisata

Pasar Seni Manggis di Kabupaten Karangasem, Bali.
Foto: rgsfmradio.blogspot.com
Pasar Seni Manggis di Kabupaten Karangasem, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Sejumlah daerah di Tanah Air patut mencontoh Kabupaten Karangasem, Bali. Dari sebelumnya sebagai salah satu desa tertinggal, kini mampu bangkit dan menurunkan angka kemiskinan melalui pengembangan sektor pariwisata. Kini, Karangasem menjadi Desa Pakraman (adat) Jasri mampu meraih penghargaan Nasional Desa Wisata terbaik 2014.

"Karangasem mampu menurunkan angka kemiskinan dari 35 ribu jiwa kini masih tinggal 5,3 persen, lebih rendah dari rata-rata kemiskinan tingkat nasional," kata Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu yang berkunjung ke daerah itu, akhir pekan lalu.

Menteri Pariwisata berkunjung ke Kabupaten Karangasem, Bali timur untuk menyerahkan penghargaan Desa Wisata 2014 kepada Desa Wisata Pakraman Jasri. Ia mengatakan, keberhasilan mengentaskan kemiskinan tidak terlepas dari peran dan andil sektor pariwisata yang mampu mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif di bidang pariwisata.Hal itu diperoleh dari pemasukan berupa pendapatan asli daerah (PAD) dari keberadaan akomodasi wisata serta nilai tambah yang diperoleh masyarakat sekaligus menambah pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Bupati Geredeg menambahkan, untuk menopang kebijakan pengembangan sektor pariwisata pihaknya sudah memiliki branding pariwisata yakni Pariwisata Spiritual (Spiritual Tourism). Selain itu merintis desa wisata dan membangun infrastruktur seperti pembangunan pelabuhan Kapal Pesiar Tanah Ampo, sarana penunjang Pasar Seni, UKM Centre, penataan kawasan wisata dan objek daerah tujuan wisata.

Ia berharap agar Menteri Mari Elka Pangestu ikut memberikan dorongan di tingkat pemerintah pusat dalam merampungkan pembangunan Dermaga Cruise yang mandeg akibat kesulitan sistem pelaksanaannya.

Kabupaten Karangasem memiliki tiga kawasan pariwisata dan 26 obyek dan daya tarik wisata (ODTW), yang sudah mampu tumbuh sebesar 6,3 persen sehingga memerlukan sarana infrastruktur yang memadai.

Lomba Desa Wisata merupakan kegiatan unggulan kepariwisataan sejak tiga tahun lalu sebagai jawaban atas tuntutan perkembangan wisata global yang berorientasi pada segi pemberdayaan masyarakat.

Penghargan Desa Wisata memilih sepuluh peringkat terbaik menjaring 148 desa dari 29 Provinsi di Indonesia dan menyeleksi 29 nominasi desa wisata dengan berbagai kriteria. Kriteria tersebut antara lain kemampuan mengakses informasi wisata, daya tarik wisata, potensi wisata, keberadaan atraksi, kelompok sosial dan serta nilai eknomis yang ditimbulkan dari paket program program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri bidang pariwisata.

Mentri Pariwisata Mari Elka Pangestu mengatakan, kegiatan tersebut merupakan ajang kompetisi branding desa wisata yang ada di tanah air, dengan segala kemajemukan dan kekhasan dapat memberikan pengalaman kepada wisatawan yang tinggal di permukiman penduduk. Kreativitas desa dalam mengkemas kegiatan memberi nilai tambah sehingga benar-benar menuntut realitas dari program PNPM mandiri yang diterima.Selain itu kemampuan mengakses promosi wisata melalui media sosial internet akan memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan akomodasi wisata, ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement