REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketidakseriusan Presiden SBY memperjuangkan demokrasi dinilai tak memberikan teladan baik bagi genarasi mendatang. Ia justru mencatat sejarah mengerikan bagi bangsa ini.
Direktur Eksekutif Fahmi Habsyi mengatakan, SBY seolah tak memiliki mimpi untuk dikenang saat akhir hayatnya. Padahal, setiap pemimpin berharap ada peninggalan bermakna yang akan ditinggalkan untuk generasi mendatang.
“Ada kata bijak Kongfutse bisa direnungi, kematian yang indah bukanlah banyaknya harta yang ditinggalkan tapi begitu banyak yang bersedih, mendoakan dan banyaknya mengiringi dalam pemakaman,” kata Fahmi, Jumat (26/9).
Dia menambahkan, sebagai tokoh nasional SBY dianggap tak punya keinginan ke arah tersebut. Ia menganggap, mereka tak punya harapan husnul khotimah dengan bendera setengah tiang berkibar di seluruh negeri ini mengenang keduanya.
Sebab, ‘akrobatik’ tokoh nasional itu justru menimbulkan tragedi bangi bangsa Indonesia sekarang ini. Mereka yang awal mendorong pilkada langsung, sikapnya dalam rapat paripurna UU Pilkada malah bertolak belakang dengan komitmennya.
“Mungkin sejarah mencatat tak ada 'legacy' bernilai yang ditinggalkan SBY diakhir hidupnya untuk kami dan generasi masa datang. Semoga Tuhan mengampuni kita semua,” ujar dia.