REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan sampai dengan saat ini, sistem jalan berbayar elektronik atau Electronic Road Pricing (ERP) masih berada dalam tahap uji coba.
"ERP masih uji coba terus, karena kita kan harus tes alatnya, berfungsi dengan baik atau tidak. Kemudian, bisa membaca pelat nomor dengan tepat atau tidak, makanya dites terus," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (25/9).
Menurut mantan bupati Belitung Timur itu, uji coba terhadap mesin ERP harus terus-menerus dilakukan agar semakin cepat membaca pelat nomor kendaraan yang melewatinya. "Apalagi sekarang ini kan banyak orang yang suka gonta-ganti pelat nomor. Tapi, sekarang kerja mesin itu sudah makin cepat. Makin lama diuji coba, makin pintar juga alatnya," ujar Basuki.
Sebagai kompensasi terhadap pemberlakuan mesin tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan menyediakan bus tingkat tanpa dipungut biaya alias gratis. "Sebagai kompensasinya, nanti kita akan sediakan bus tingkat gratis yang akan lewat setiap sepuluh menit sekali di jalur-jalur yang diterapkan sistem ERP," tutur Basuki.
Ahok, demikian ia biasa disapa mengungkapkan tujuan utama dari penerapan sistem ERP di Ibu Kota adalah mendorong para pengguna kendaraan pribadi agar beralih ke kendaraan umum. Sehingga mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan.
"Jadi, ini sebetulnya bukan hanya masalah uang atau bayarnya saja, tetapi lebih karena kita ingin supaya penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta bisa berkurang. Kalau memang tidak mau bayar ERP, ya jangan pakai kendaraan pribadi, naik angkutan umum saja," ucap Basuki.
Saat ini, dua mesin ERP telah dipasang di dua lokasi oleh dua perusahaan yang berbeda. Mesin ERP pertama dipasang di ruas Jalan Jenderal Sudirman, atau tepatnya di depan Gedung Panin Bank oleh perusahaan Kapsch asal Swedia. Sedangkan, mesin ERP kedua dipasang di ruas Jalan HR Rasuna Said, Kuningan oleh perusahaan Q-Free asal Norwegia.