REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -– Sistem pertanaman hidroponik, kian berkembang. Teranyar adalah sistem otomasi Hidroponik berbasis microcontroller GSM. Sistem yang dibuat mahasiswa Fakultas Ilmu Terapan (FIT) Telkom University ini, merupakan sebuah konsep perkebunan dengan memanfaatkan sirikulasi air untuk menutrisi tanaman.
Pada konsep ini, kata dosen FIT Tel-U Simon Siregar, tumbuhan ditanam di permukaan paralon yang teraliri air bernutrisi. Kemudian, ujarnya, paralon dihubungkan dengan kolam ikan dimana air itu bermula. Sedangkan nutrisi untuk tumbuhan memanfaatkan kotoran ikan yang ada di kolam tersebut.
“Konsep perkebunan ini dibantu dengan implementasi microcontroller. Microcontroler inilah yang mengatur kerja pompa untuk menggerakan sirkulasi air,” kata Simon, Kamis (25/9).
Perkebunan Hidroponik Berbasis Microcontroler GSM ini dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Ilmu Terapan (FIT) Telkom University yakni Pristian Luthfy Romadhoni, Rakhmi Jauhari, Tantri Windya Sari, dan M Gibran. Dalam penelitiannya, para mahasiswa itu berada di bawah bimbingan dosen FIT Simon Siregar SSiMT
Dikatakan Pristiani Luthfy Romadhoni, salah satu mehasiswa yang mengembangkan konsep tersebut, perkebunan hidroponik ini dilengkapi dengan berbagai sensor-sensor untuk mengidentifikasi kondisi kualitas air. Dari sensor ini, kata dia, akan mengirimkan informasi tentang kondisi air pada si pemilik kebun melalui ponsel seluler GSM.
“Konsep perkebunan hidroponik ini benar-benar memaksimalkan energi matahari,” kata Pristiani. Alhasil, pompa penyedot air bernutrisi itu tidak menggunakan listrik, melainkan menggunakan panel surya sebagai power supply. Selain panel surya, perkebunan hidroponik juga dilengkapi sensor arus tegangan.
Pristiani meyakini, bilaperkebunan hidroponik berbasis microcontroller GSM ini, dapat memberikan kemudahan bagi pertanian. Dengan memanfaatkan sensor-sensor otomatis, kata dia, maka penerapan perkebunan hidroponik ini justru lebih praktis dan efisien.
“Karena selain kita bisa memanen sayuran, kita juga bisa membudidayakan ikan tawar secara bersamaan,” ujarnya.
Menariknya lagi, kata Pristiani, perkebunan hidroponik ini di desain minimalis meninggi ke atas, sehingga tak perlu membutuhkan lahan luas untuk berkebun. Bahkan, perkebunan ini juga dapat diterapkan di pekarangan rumah.
Konsep ini sangat cocok bagi masyarakat urban untuk membudidayakan tanaman tertentu di tengah lahan kota yang semakin hari semakin sempit. “Untuk membuat perkebunan hidroponik berbasis microcontroller GSM telah menghabiskan dana sekitar Rp 7 juta. Banyak dari kalangan pengusaha di bidang pertanian dan pariwisata menawarkan kerja sama. Namun kami belum berani menjualnya,” kata Pristian.