Kamis 25 Sep 2014 14:18 WIB

119 Hektare Tanaman Padi di Bali Gagal Panen

 Seorang petani, Idrus (67) membersihkan sawahnya yang mengalami kekeringan di Desa Lubuk Puar, Padangpariaman, Sumbar. Akibat rusaknya hulu irigasi dan musim kemarau, ratusan hektare sawah di kecamatan itu terancam gagal panen.
Foto: ANTARA
Seorang petani, Idrus (67) membersihkan sawahnya yang mengalami kekeringan di Desa Lubuk Puar, Padangpariaman, Sumbar. Akibat rusaknya hulu irigasi dan musim kemarau, ratusan hektare sawah di kecamatan itu terancam gagal panen.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Seluas 119 hektare tanaman padi di Bali mengalami gagal panen (puso) dari total lahan pertanian yang mengalami kekeringan seluas 425,42 hektare hingga pertengahan September 2014.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana di Denpasar, Kamis mengatakan, akibat musim kemarau yang berkepanjangan itu diharapkan tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap ketahanan pangan di daerah ini.

Ia mengatakan, intensitas kekeringan paling luas terjadi di wilayah Kabupaten Buleleng yakni 228,92 hektare, menyusul Tabanan seluas 101 hektare, Jembrana 87,5 hektare dan Kota Denpasar delapan hektare.

Lahan pertanian yang dilanda kekeringan itu tidak semuanya gagal panen, karena intensitas kekeringan yang terdiri atas intensitas ringan, sedang dan berat itu diharapkan masih bisa menghasilkan.

Namun yang tergolong puso atau gagal panen hanya tercatat 119 hektare, tersebar di Kabupate Buleleng 70 hektar dan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan 47 hektare.

Ida Bagus Wisnuardhana menambahkan, tanaman padi kemungkinan dapat diselamatkan jika ketersediaan air bisa terpenuhi. Namun hanya untuk kekeringan dengan intensitas ringan, sedang dan berat. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement