Selasa 23 Sep 2014 20:18 WIB

Nasib Petral Bakal Jadi Bukti Janji Jokowi-JK

Rep: c88/ Red: Mansyur Faqih
Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019, Joko Widodo dan Jusuf Kalla berbicara kepada media usai rapat tertutup di Rumah Transisi, Jakarta, Kamis (28/8). (Republika/ Tahta Aidilla)
Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019, Joko Widodo dan Jusuf Kalla berbicara kepada media usai rapat tertutup di Rumah Transisi, Jakarta, Kamis (28/8). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana tim transisi yang akan mengkaji pembekuan Petral dipandang sebagai ajang pembuktian janji Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). 

Pengamat energi, Komaidi Notonagoro melihat hal itu sebagai simbol komitmen pasangan nomor dua itu memberantas mafia migas.

Petral, kata Komaidi, selama ini disinyalir sebagai instrumen mafia migas. Petral dinilai sebagai bagian dari masalah distribusi minyak di Indonesia.

Karenanya, anggapan tersebut baru dapat dibuktikan jika Petral sudah benar-benar dibekukan. 

"Masih perlu dilihat lagi apakah pembekuan ini akan memberi dampak signifikan terhadap tata kelola migas," katanya saat dihubungi Republika pada Selasa (23/9).

Jika setelah Petral dibekukan ternyata masih ada mafia migas, berarti ada banyak dimensi yang menjadi pintu masuk para mafia. 

Menurut Komaidi, dengan dibekukannya Petral, maka akan ada perubahan mekanisme pengadaan minyak impor. Tepat tidaknya keputusan membekukan Petral tergantung dari penyesuaian regulasi yang dilakukan.

"Pengadaan minyak konteksnya bukan hanya bisnis tetapi juga menyangkut politik dan sosial kemasyarakatan," papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement