REPUBLIKA.CO.ID, WEST POINT -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan tantangan yang dihadapi oleh militer terus berubah seiring dengan perkembangan lingkungan dan juga teknologi serta sejumlah faktor lainnya.
"Tantangan tidak akan pernah mudah dan sama. Teknologi mengubah strategi dan doktrin militer," kata Presiden saat menyampaikan kuliah umum di hadapan 1.000 kadet Akademi Militer Amerika Serikat West Point, Senin siang, waktu setempat atau Selasa (23/9) dini hari waktu Jakarta.
Presiden mengatakan anggota militer saat ini selain harus mempersiapkan diri pada pertempuran konvensional namun juga harus siap menghadapi pertemuan inkonvensional.
"Peperangan inkonvensional yang harus dihadapi antara lain operasi antiserangan dan juga perang melawan terorisme yang lebih sulit, rumit dan kompleks," kata Presiden.
Para personEl militer kini, kata Kepala Negara, harus menghadapi musuh yang dipengaruhi oleh ideologi, kepercayaan, militansi dan persepsi yang hampir berbeda dengan masyarakaT kebanyakan.
"Itulah yang membuat peperangan masa kini tidak mudah," tegasnya.
Disaat yang sama, katanya, pembangunan membuat perubahan lingkungan. Hubungan internasional saat ini lebih dinamis dibandingkan sebelumnya, kata Yudhoyono.
"Keberimbangan geopolitik terus berubah. Sejumlah sumber konflik baru timbul adalah kompetisi terkait sumber daya alam, khususnya pangan dan energi," paparnya.
Presiden menyampaikan kuliah umum yang bertema Peran Militer dalam Dunia yang Berubah. Kehadiran Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono disalah satu akademi militer terkemuka di dunia tersebut merupakan undangan pihak West Point.
Saat tiba di USMA, selain diterima oleh Letjen Robert L Calsen Jr, Presiden juga menerima penghormatan militer dari jajar kehormatan kadet West Point yang membawa panji-panji West Point, bendera Amerika Serikat dan bendara Merah Putih.
Juga dikumandangkan lagu Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Amerika Serikat.
Usai disambut secara kehormatan militer, Presiden dan Ibu Negara juga diterima secara resmi di Ruang Sylvanus Thayer Award dan kemudian Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono saling bertukar cinderamata dengan Letjen Calsen yang juga didampingi Ny. Calsen.
Presiden Yudhoyono memberikan kenang-kenangan berupa patung prajurit TNI menggunakan baret biru dengan membawa senjata dan bendera Merah Putih.
Kepala Negara mengatakan patung itu menggambarkan peran Indonesia dalam kontribusi perdamaian internasional dan kerja sama yang kokoh dengan berbagai negara termasuk Amerika Serikat.
Sementara itu Calsen memberikan buku tentang West Point kepada Presiden. Demikian juga Ibu Negara Ani Yudhoyono memberikan kenang-kenangan kain batik dan buku mengenai batik pada Ny Calsen. Sebaliknya Ny Calsen memberikan kenang-kenangan berupa syal dari sutera dengan gambar khas gedung-gedung West Point.