Senin 22 Sep 2014 17:11 WIB

Harga Sapi Kurban Mahal, Permintaan Tetap Tinggi

Rep: C71/ Red: Julkifli Marbun
 Sejumlah sapi kurban dijajakan di sebuah SPBU di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (3/10). (Republika/Rakhmawaty la'lang)
Sejumlah sapi kurban dijajakan di sebuah SPBU di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (3/10). (Republika/Rakhmawaty la'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kenaikan harga sapi untuk kurban tahun ini akan mengalihkan perhatian konsumen untuk memilih sapi lokal dengan ukuran standar ketimbang sapi berukuran besar. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepada Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Purwakarta, Herry Heryawan di tengah pemeriksaan kondisi hewan kurban di Pasar Hewan Ciwareng, Purwakarta pada Senin (22/9).

"Ini sudah hukum ekonomi. Permintaan tinggi sedangkan pasokan terbatas," kata Herry. Ia mengatakan, untuk kurban yang terpenting syarat-syaratnya terpenuhi. Oleh karena itu, ukuran sapi tidak akan menjadi masalah sehingga masyarakat kemungkinan akan lebih memilih sapi lokal.

Selain itu, Herry mengaku terjadi ketidakseimbangan angka pemotongan dengan kelahiran yang turut menyebabkan pasokan sapi tidak memadai.

Herry menyebut, untuk kurban di wilayah Purwakarta kebutuhan mencapai 1729 ekor sapi. Padahal, saat ini stok sapi di Purwakarta hanya 1000 ekor. Oleh karena itu, ia mengaku akan mendatangkan sapi dari luar daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk menjaga ketersediaan pasokan sapi.

Begitu pun dengan kondisi pasokan domba. Saat ini, Purwakarta memiliki pasokan domba sekitar 6400 ekor dengan prediksi kebutuhan mencapai 7500 ekor. Solusi untuk masalah ini pun sama yaitu dengan mendatangkan domba dari wilayah sekitar seperti Subang, Karawang, Sumedang, dan Garut.

Rianto (30 tahun), seorang pedagang sapi asal Lampung menyebut harga jual tahun ini melonjak cukup tinggi. Ia mencontohkan sapi jenis peranakan ongol dengan berat 6 kwintal miliknya ia hargai Rp 27 juta. Tahun kemarin, ia bisa melepas sapi tersebut dengan harga Rp 22 juta. "Harga semuanya naik. Terutama akibat transportasi. Saya sendiri mengikuti harga pasar saja," kata Rianto.

Rianto yang sudah tiga tahun berjualan di Pasar Hewan Ciwareng itu mengaku meski harga mahal ia tetap bisa menjual sapinya dengan cepat. Dari 30 ekor sapi yang ia bawa dari Lampung, ia sudah berhasil menjual 12 ekor. "Mungkin karena kurban, jadi permintaan tetap banyak," kata Rianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement