Senin 22 Sep 2014 07:05 WIB
Jadi Ketum PDIP Lagi

Pengamat: Megawati Bentuk Regenerasi Pemimpin yang Bersayap

Rep: C62/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (ketiga kanan) bersama presiden terpilih Joko Widodo (kedua kanan), wakil presiden terpilih Jusuf Kalla (kanan),  saat pembukaan Rakernas IV PDI Perjuangan di Semarang, Jumat (19/9).   (Antara/R. Rekotomo)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (ketiga kanan) bersama presiden terpilih Joko Widodo (kedua kanan), wakil presiden terpilih Jusuf Kalla (kanan), saat pembukaan Rakernas IV PDI Perjuangan di Semarang, Jumat (19/9). (Antara/R. Rekotomo)

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Pengamat politik dari The Political Literacy Institute, Adi Prayitno menilai kembali diusulkannya Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), adalah bukti kegagalan regenerasi di tubuh partai terserbut.

Menurutnya Mega memainkan kebijakan regenerasi kepemimpinan yang bersayap. Dimana pada satu sisi sejumlah kader PDIP banyak yg didorong untuk jadi pemimpin daerah seperti Jokowi (DKI Jakarta) dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng). Namun pada sisi lain Megawati enggan ada peremajaan dan regerasi di level pengurus pusat.

"Padahal banyak kader potensial PDIP untuk memegang Nahkoda partai moncong putih itu," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (21/9).

Adi mengatakan, sebenarnya banyak kader partai yang layak menjadi Ketua Umum PDIP, seperti Pramono Anung dan Cahyo Kumolo. Kalau hanya alasan untuk menyokong pemerintahan Jokowi, Megawati tak harus jadi ketua umum lagi, cukup jadi ketua Pembina seperti SBY dan Prabowo.

"Toh, dua partai tersebut tetap kokoh dan solid. Mestinya Megawati sudah pensiun di pentas politik dan cukup jadi guru bangsa saja‎," katanya.

Adi juga menilai  alasan lain mengapa Megawati masih ingin menjadi ketua umum, karena ia tak mau aura dan kewibawaan trah Soekarno di PDIP luntur. Sebab menurutnya di PDIP sudah banyak kader-kader muda potensial yang bisa menjaga marwah politik PDIP.

"Apalagi banyak yang menghembuskan isu supaya Jokowi mengambil alih kepemimpinan PDIP," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement