REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana memasang 22 unit alat "ground mist generation" atau GMG untuk mengurangi kabut atau asap akibat kebakaran hutan di empat bandara.
"Sebanyak 22 unit GMG dipasang di Bandara Pekanbaru sebanyak enam unit, Palembang enam unit, Pontianak empat unit, dan Palangkaraya enam unit," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Ahad (21/9).
Ia menjelaskan, alat GMG itu berguna mengurangi kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan yang dapat mengganggu penerbangan di empat bandara tersebut.
"Sampai saat ini, penerbangan pesawat udara di empat bandara tersebut masih berjalan dengan lancar, karena alat ini mampu mengurangi asap di kawasan bandara tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan, teknik kerja GMG, jika sebelumnya modelnya dibakar untuk membersihkan asap, namun sekarang berbentuk larutan.
Larutan itu dimasukkan ke dalam pompa tekanan tinggi kemudian disalurkan dengan keran untuk menghasilkan butiran-butiran kabut dengan diameter 50 mikron yang mampu membersihkan kabut asap di sekitar bandara.
"Alat ini dipasang selama 24 jam sehingga asap dari kebakaran hutan itu dapat dikurangi dan penerbangan berjalan lancar," ujarnya.
Menurut dia, selama musim kemarau yang diperkirakan berakhir Oktober 2014, potensi kebakaran hutan dan lahan masih tinggi baik secara alamiah maupun dibakar oknum.
Kebakaran itu, lanjutnya, selalu menjadi masalah setiap musim kemarau di berbagai provinsi terutama Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. "Selama musim kemarau ini, masalah asap sebagai dampak kebakaran hutan belum bisa diatasi secara alamiah, sehingga perlu upaya keras untuk memadamkan kebakaran tersebut," ujarnya.
Selain memasang alat GMG, kata dia, pihaknya melakukan "water booming" menggunakan helikopter, membuka posko, dan menyiagakan sumber daya manusia (SDM) yang tergabung dalam Manggala Agni dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran, termasuk logistik sandang pangan.
BPBD juga memiliki "trauma center", dengan pos pelayanan yang tersedia tenaga medis terdiri dari dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, dan psikolog yang siap melayani 24 jam. "Saat ini, status siaga darurat bencana tetap dilakukan. Bahkan masyarakat diminta tidak membuka lahan baik perkebunan ataupun hutan dengan cara membakar yang dapat berakibat kabut asap," ujarnya.