Ahad 21 Sep 2014 16:02 WIB

Perketat Peredaran Daging Glonggongan, Rumah Makan dan Catering Diawasi

Rep: yulianingsih/ Red: Damanhuri Zuhri
Daging
Foto: Antara
Daging

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peredaran daging glonggongan di Kota Yogyakarta masih saja ada, meskipun Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sudah melakukan pengawasan ketat penjualan daging di pasar-pasar setempat.

"Kalau di pasar bisa kita pantau, karena setiap daging yang dijual harus ada suratnya dan resmi. Tetapi kalau yang langsung dikirim ke warung makan, hotel dan restoran itu yang susah diawasi," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Diserindagkoptan) Kota Yogyakarta, Suyana, Ahad (21/9).

Karena itulah, sejak dua bulan lalu pihaknya intensif menerjunkan tim untuk inspeksi mendadak (sidak) di beberapa warung makan, usaha catering dan hotel. Hasilnya dari 54 sampel yang diteliti 50 persen daging yang digunakan diindikasikan adalah daging glonggongan.

"Tapi ini baru indikasi, karena daging yang mereka pakai sudah beku disimpan di frezer sehingga sulit membedakan yang glonggongan atau tidak," ujarnya.

Pihaknya juga langsung memberikan himbauan kepada pengusaha catering, warung makan maupun hotel agar berhati-hati membeli daging.

Pihaknya meminta pengusaha membeli daging yang sudah disertai sertifikat pemeriksaan. "Memang daging glonggongan lebih murah, namun dari sisi kesehatan tidak memenuhi syarat," katanya.

Sidak ke warung makan, catering dan hotel ini menurut Suyana akan diintensifkan. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memperoleh data, apakah peredaran daging glonggongan masih ada di Kota Yogyakarta. Sebab di pasar resmi, keberadaan daging glonggongan hampir tidak ada.

Kabid Kesehatan Masyarakat Veteriner Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Endang Finiarti mengatakan, survei ke beberapa warung makan, catering, dan hotel tersebut dilakukan bekerjasama dengan Fakultas Kesehatan Hewan UGM.

Hal ini akan dilakukan secara berkala sehingga peredaran daging glonggongan di Yogya bisa ditekan semaksimal mungkin.

Menurutnya, masyarakat harus bisa membedakan ciri-ciri daging glonggongan dan tidak. Daging glonggongan menurutnya, akan terlihat lebih pucat dan berair. Sementara daging segar terlihat merah segar dan kesat.

Sementara itu mengecek kesehatan hewan dan daging pada saat Idul Adha kata dia, pihaknya menerjunkan 110 petugas untuk melakukan pemeriksaan di seluruh tempat penyembelihan hewan kurban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement