Ahad 21 Sep 2014 15:24 WIB

Hadir di Acara Rakernas PDIP, PPP dan PAN Jajal Koalisi

Rep: c62/ Red: Erdy Nasrul
Jokowi-jk
Jokowi-jk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -‎- Kehadiran partai koalisi merah putih (PAN dan PPP ) dalam acara rapat kerja nasional PDIP di disesalkan banyak kalangan. Apalagi, kalau tujuan hadirnya partai itu untuk coba-coba masuk dalam pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Hal itu disampaikan pengamat politik The Political Literacy Institute, Adi Prayitno, menurut Adi, kalau kehadiran PAN dan PPP di rakernas PDIP hanya sebatas ingin silaturahmi politik itu langkah yang baik.

"Tetapi, kalau kehadiran dua partai anggota koalisi merah putih untuk menjajal kemungkinan masuk kabinet Jokowi, menurut saya, itu merupakan sesuatu aneh dan lucu," katanya saat dihubungi Republika, Ahad (21/9).

‎Adi berpendapat, ‎mestinya PPP dan PAN memberikan contoh yang baik dalam tradisi baru politik di Indonesia. Kata Adi, Kalau kalah seharusnya, berada di luar kekuasaan.

"Menjaga silaturahmi politik itu tak mesti bergabung dengan kekuasaan. Selama ini partai politik kita mirip sebuah kartel, tak ada ideologi, yg ada hanyalah logika kekuasaan," ujarnya.

Adi berkata, PAN dan PPP yang selama pilpres, menjadi bagian koalisi merah putih, cukup keras mengkritik kebijakan politik Jokowi-JK. Menjadi pertanyaan besar, kenapa kemudian PAN dan PPP tiba-tiba ingin menjadi bagian Jokowi-JK.

"Ini kan lucu sekali. Apalagi Jokowi-JK hanya menawarkan satu jatah kursi untuk PAN dan PPP," katanya.

Seharusnya kata Adi PPP dan PAN menolak keras tawaran jatah satu menteri itu demi dignity dan marwah partai.

‎Saat ditanya, kenapa Gerindra, PKS, dan Golkar tidak di undang, di acara rakernas PDIP di Semarang Jawa Tengah, kata Adi, dari awal partai-partai itu memang cukup lantang bersebrangan dengan kubu Jokowi-JK.

"Jadi wajar kalau mereka tak datang meski diundang sekalipun," ujarnya.

Sementara kata Adi, PPP dan PAN hadir ke rakernas karena mereka memang sedari awal dua partai yang ditolak bergabung dangan Jokowi. Kata Adi, bergabungnya PPP dan PAN ke Prabowo sebenarnya seperti kawin yang dipaksakan.

"Melihat angin sorga yang ditawarkan PDIP, dua partai ini langsung nyamber itu kesempatan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement