REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gerakan "Jabar Ngagaya" (Jabar bersolek) akan menjadi sarana untuk mendorong optimalisasi penyerapan produk fesyen dan TPT Jawa Barat sekaligus memperkuat pasar lokal, kata Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Jabar Ferry Sofyan Arief di Bandung, Ahad (21/9).
"'Jabar Ngagaya' nantinya akan menjadi semangat untuk bergaya dengan produk-produk asli Jabar, bisa diakhir pekan. Semangatnya menumbuhkan dan menyerap produk lokal," kata Ferry.
Salah satu upaya itu, kata dia dilakukan pada ajang De'Syukron yakni ajang pameran produk unggulan Jabar dalam rangka syukuran HUT Jawa Barat ke-69 tahun 2014 di kawasan Gedung Sate Kota Bandung.
Ia menyebutkan, salah satu produk yang akan didorong adalah kain sarung, khususnya dari sentra tekstil Majalaya yang memiliki kekhasan produk sarung itu.
Ia menyebutkan, produksi sarung Majalaya saat ini terkendala kapasitas produksi dan juga persaingan pasar sehingga perlu difasilitasi dengan memperkuat pasar lokal, mengisi kebutuhan kain sarung di provinsi itu.
"Melalui gerakan Jabar Ngagaya, diharapkan sarung tidak hanya berfungsi sebagai kain sarung, tapi dengan inovasi dan kreatifitas bisa dijadikan kain untuk baju koko dan lainnya. Saya yakin akan bisa," kata Ferry.
Pihaknya akan mendorong kain sarung Majalaya untuk menjadi kain multifungsi dalam perkembangan fesyen. Menurut dia corak kain sarung perlu lebih inovatif sehingga bisa digunakan untuk model lain.
"Tak perlu corak kotak-kotak saja, dengan sentuhan printing bisa dalam corak lain yang bisa memunculkan pasar baru," kata Ferry.
Lebih lanjut Ferry menyebutkan, produksi sarung Majalaya sebenarnya telah memiliki pasar, namun belakangan muncul produksi sarung dari daerah lain, salah satunya dari Jatim yang memanfaatkan momen pasar yang sebelumnya didominasi oleh sarung Majalaya.
"Pasar sarung masih cukup terbuka, namun kami mendorong agar kain sarung tidak sebatas untuk kain sarungan saja, tapi bisa digunakan fungsi lain," kata Ferry menambahkan.