REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketebalan kabut asap kebakaran hutan dan lahan Sumatera Selatan yang melanda sejumlah daerah Sumatera Barat sejak dua hari terakhir berangsur menipis.
"Dari pantauan kami sejak Jumat (19/9) sampai Sabtu (20/9) kualitas udara sudah semakin membaik, kabut asap sudah menipis," kata Kepala Seksi Observasi Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang, Budi Satria di Padang, Sabtu.
Ia menjelaskan, sebelumnya kabut asap yang melanda sejumlah daerah di Sumbar mendekati ambang batas normal yakni 1.047 mikrogram per meter kubik. Kualitas udara dan dampak kabut asap pada Jumat dan Sabtu pagi mendekati angka 50 mikrogram per meter kubik.
Budi mengatakan, membaiknya kualitas udara di Sumbar terkait dengan adanya pemadaman lahan yang terbakar di daerah Sumatera Selatan.
Selain itu katanya, adanya pola perubahan arah angin yang sebelumnya dari arah selatan sekarang berembus dari timur ke arah tenggara barat daya membuat kabut asap semakin menipis.
Ia juga mengatakan, hujan yang terjadi sepanjang Jumat sampai Sabtu pagi juga memberikan dampak positif mengurangi kabut asap di daerah itu.
Namun demikian, kabut asap akan kembali masuk Sumbar dan provinsi tetangga lainnya jika masih ada pembakaran lahan di Sumatera Selatan dan pola arah angin yang mendorong kabut asap tersebut.
Sebelumnya Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno sempat mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi aktifitas diluar ruangan.
Selain itu, Irwan juga mengimbau Dinas Kesehatan mempersiapkan masker untuk masyrakat jika dampak kabut asap semakin tebal.