Jumat 19 Sep 2014 21:58 WIB

Pilih Pilkada Langsung, SBY tak Tanggung Beban Sejarah

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Presiden SBY bersama Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono.
Foto: Reuters
Presiden SBY bersama Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono.

DENPASAR--Pengamat politik dari Fisipol Universitas Ngurah Rai Denpasar Dr Luh Riniti Rahayu menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan tindakan bijaksana dalam menyikapi RUU pemilihan kepala daerah.

"SBY akan menanggung beban sejarah jika menolak pilkada langsung. Sebaliknya, SBY akan tercatat sebagai salah satu tokoh yang lahir dan merawat keberlangsungan pilkada langsung tersebut," katanya, Jumat (19/9).

Riniti menilai, langkah yang diambil SBY itu sangat tepat sebab SBY sendiri merupakan produk reformasi dan Presiden pertama RI yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

"SBY adalah produk reformasi. Karena itu sudah seharusnya SBY mendukung reformasi dengan pilkada langsung tanpa perantara (melalui DPRD)," ujarnya.

Mantan komisioner KPU Bali ini mengatakan, pilkada langsung yang sudah berjalan sejak tahun 2005 itu sebagai langkah maju praktik demokrasi di Indonesia. Karena itu, SBY yang lahir dari rahim demokrasi demikian, tentu wajib untuk mendukungnya.

Riniti mengatakan, dari kalkulasi politik, sikap politik SBY dan Partai Demokrat lebih menguntungkan dengan mendukung (koalisi) parpol yang menang pemilu. Partai Demokrat, menurutnya, tidak mendapatkan keuntungan politik jangka panjang jika mengekor sikap politik Koalisi Merah Putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement