Jumat 19 Sep 2014 16:24 WIB

TKI Malang Paling 'Ngebet' Kerja di Tiga Negara Ini

Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, memfavoritkan tiga negara sebagai tujuan bekerja. Tiga negara itu yakni Taiwan, Hong Kong dan Singapura karena standar gajinya dinilai lebih baik dari negara tujuan lainnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Malang Razali, Jumat, mengatakan dari 1.587 orang yang diberangkatkan dan bekerja di luar negeri sebagai TKI selama Januari-Agustus 2014, Taiwan menjadi negara favorit yang menjadi pilihan utama, yakni sebanyak 610 orang.

"Selain Taiwan, negara tujuan yang menjadi favorit lainnya adalah Hong Kong, yakni sebanyak 579 TKI dan Singapura sebanyak 214 TKI, sedangkan negara tetangga, Malaysia hanya sebanyak 63 TKI, bahkan sejak 2013, tak satupun TKI asal daerah ini yang memilih Arab Saudi sebagai negara tujuan," ungkapnya.

Hanya saja, lanjutnya, TKI yang bekerja di sejumlah negara itu sebagian besar bekerja di sektor informal, misalnya di Taiwan, dari 610 TKI yang bekerja di sektor formal hanya 192 orang dan informal 418 orang. 

Sementara di Hong Kong, dari 579 TKI seluruhnya bekerja di sektor informal dan di Singapura, dari 214 TKI, seluruhnya juga bekerja di sektor informal.

Menurut Razali, dijadikannya tiga negara itu sebagai tujuan favorit TKI, selain karena gajinya yang dinilai lebih tinggi, juga karena di negara tersebut banyak kerabat dan teman dari Kabupaten Malang atau daerah lain di Indonesia, sehingga calon TKI lebih banyak memilih ketiga negara itu, khususnya Taiwan.

Menyinggung berapa gaji TKI di Taiwan yang bekerja di sektor informal, Razali mengaku tidak tahu pasti. Namun, yang pasti lebih tinggi dibanding gaji pekerja di sektor yang sama di Tanah Air. 

"Kabarnya sih sekitar Rp 6 juta sampai Rp 7 juta per bulan," ucap Razali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement