Jumat 19 Sep 2014 14:06 WIB

Gudang Rotan Terbakar, Ratusan Pekerja Khawatir Menganggur

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah
Ilustrasi Kebakaran
Foto: IST
Ilustrasi Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kebakaran hebat melanda pabrik dan gudang rotan milik PT Gracia di Desa Marikangen, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Kamis (18/9) malam hingga Jumat (19/9) pagi. Ratusan karyawan khawatir kehilangan pekerjaan akibat peristiwa tersebut.

Api melahap enam bangunan yang berdiri di atas lahan seluas dua hektare. Api dengan cepat menyebar karena bangunan berisi barang-barang yang mudah terbakar, seperti bahan mentah rotan maupun mebel rotan yang sudah jadi.

"Saat itu saya sedang duduk di luar, tiba- tiba dari dalam gudang terlihat api yang sudah membesar," kata seorang warga setempat, Sagung.

Sagung mengatakan, saat kejadian yang berlangsung sekitar pukul 22.00 WIB itu, di dalam gudang tidak ada orang. Dia pun langsung berteriak meminta pertolongan warga sekitar saat melihat ada kobaran api.

Tak hanya menghanguskan isi di dalam bangunan, api juga membakar mobil truk yang biasa digunakan untuk mengangkut dan mengirimkan barang.

Kapolsek Depok, Polres Cirebon, AKP Shobirin, menjelaskan, untuk upaya pemadaman diterjunkan sembilan unit mobil pemadam kebakaran. Meski begitu, upaya pemadaman tetap menemui kendala akibat luasnya bangunan pabrik yang mencapai sekitar dua hektare.

"Sementara ini, api diduga berasal dari arus pendek listrik," kata Shobirin.

Shobirin mengaku belum mengetahui kerugian akibat peristiwa tersebut. Namun, isi gudang yang terbakar itu sebagian besar merupakan mebel rotan yang sudah jadi. 

Sementara itu, ratuwan karyawan yang bekerja di pabrik dan gudang milik PT Gracia itu khawatir akan kehilangan pekerjaan mereka akibat musibah tersebut. Padahal, rata-rata mereka sudah bekerja di perusahaan itu bertahun-tahun.

Para pekerja itu mengaku terkejut melihat tempat mereka bekerja sudah menjadi puing-puing akibat terbakar. Sejumlah pekerja bahkan matanya terlihat berkac-kaca menyaksikan puing-puing bangunan. 

"Saya sangat sedih. Nggak tahu gimana pekerjaan saya nantinya," ujar seorang pekerja, Alek (44). 

Alek mengaku sudah bekerja di tempat itu selama 18 tahun. Dia berharap,  pihak perusahaan segera membangun kembali tempat bekerja yang telah menjadi sumber mata pencahariannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement