REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang meminta Kementrian Pekerjaan Umum untuk melakukan pengerukan endapan lumpur di Sungai Cisadane. Hal tersebut diperlukan guna mengantisipasi kekeringan sungai di musim kemarau ini.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan, endapan lumpur di Sungai Cisadane saat ini sudah sangat tebal. Oleh sebab itu harus segera dilakukan pengerukan. "Maka akan membuat ketersediaan air di asungai cisadane semakin berkurang."
Apalagi, lanjut Arief, melihat laporan dari petugas di Bendung Pintu Air Sepuluh bahwa debit air terus mengalami penurunan yang signifikan selama sepekan ini.
Dijelaskannya, beberapa waktu lalu Kementrian Pekerjaan Umum pernah melakukan pengerukan. Namun, pengerjaan itu tidak berlangsung lama dan belum menyeluruh.
"Saya pernah memantau proses pengerukan. Tetapi tidak berlangsung lama, pengerukan sudah selesai. Padahal endapan lumpur masih tebal," kata Arief, Jumat (19/9).
Oleh karena itu, Pemkot Tangerang akan melakukan komunikasi dengan Kementrian Pekerjaan Umum kaitan proses normalisasi Sungai Cisadane.
Arief berjanji akan bertindak cepat untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan. "Apalagi air dari Sungai Cisadane menjadi kebutuhan utama bagi warga Tangerang," ungkapnya.
Sebelumnya, debit air di Sungai Cisadane Tangerang mengalami penurunan berturut - turut selama kurun waktu sepekan dan hampir masuk ambang kritis.
Pelaksana Pengawas lapangan Bendung Pintu Air 10 Tangerang, Dedi, mengatakan, batas normal ketinggian air sungai cisadane yakni 12,50 meter.
Ketinggian air tersebut kemudian terus mengalami penurunan dari 12,10 meter dan kini ketinggiannya yakni 12 meter. "Selama sepekan, penurunan debit air dapat dikatakan sangat drastis. Hal ini disebabkan musim kemarau yang bekepanjangan," katanya.
Sementara itu, kekeringan paling parah di Sungai Cisadane terjadi pada kurun waktu tiga tahun lalu dengan ketinggian air hanya 11,70 meter. "Kita harapkan agar tidak terjadi kekeringan seperti tiga tahun lalu," jelasnya