Kamis 18 Sep 2014 22:04 WIB

Warga Diimbau Jauhi Gunung Kelud

Suasana aliran Kali Sembong seusai diterjang aliran lahar dingin, Gunung Kelud di kawasan desa Pandansari, Kec. Ngantang Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (19/2).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Suasana aliran Kali Sembong seusai diterjang aliran lahar dingin, Gunung Kelud di kawasan desa Pandansari, Kec. Ngantang Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI-- Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol Infanteri Heriyadi mengimbau agar pengunjung tidak mendekati kawah Gunung Kelud setelah erupsi Februari 2014.

 

"Saya imbau jangan nafsu naik dulu, karena masih rawan. Jalur masih diselimuti pasir tebal," katanya kepada wartawan menanggapi kondisi terkini Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut/mdpl) di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamism (18/9).

 

Ia mengatakan, status gunung yang erupsi pada Februari 2014 itu memang sudah dinyatakan menjadi aktif normal, namun, di lokasi itu masih belum dibersihkan dengan maksimal. Masih banyak pasir ataupun batu besar lontaran material vulkanik masih berceceran.

 

Pihaknya sudah meminta kepada anggotanya untuk ikut turun tangan membantu pembersihan lokasi areal ke wisata Gunung Kelud tersebut. Saat ini, warga dan pemerintah daerah bersama-sama membersihkan lokasi jalur ke gunung itu dari material vulkanik.

 

Pembersihan dilakukan di lokasi "rest area" II, menuju puncak kawasan gunung. Dalam upaya pembersihan itu, mereka tidak menggunakan alat berat, melainkan hanya manual. Hal itu dipicu, karena jalur yang belum bisa dilewati. Masih ada sejumlah jalur dan jembatan yang rusak, sehingga alat berat tidak dapat naik ke lokasi puncak.

 

Heriyadi juga mengaku, tidak bisa melarang jika ada pengunjung yang ingin naik sampai ke kawasan puncak Gunung Kelud. Namun, ia meminta kesadaran pengunjung, akan keselamatan diri sendiri, sehingga dianjurkan untuk tidak naik dulu ke kawasan puncak kawah. Terlebih lagi, di lokasi itu, masih banyak material vulkanik, seperti pasir dan batu, sehingga diharapkan pengunjung pun memerhatikan kondisi fisik mereka.

 

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya meminta agar pengunjung yang ingin naik ke kawasan puncak, didampingi petugas pos pemantau Gunung Kelud ataupun polisi. Petugas TNI pun, juga sudah hafal jalur, sehingga bisa dipastikan bisa berjaga jika ada yang nekat naik ke kawah.

 

"Kalau saya larang, itu artinya pelanggaran HAM (hak asasi manusia), untuk itu saya imbau. Ini juga menyangkut keselamatan orang dan petugas," katanya.

 

Gunung Kelud di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, erupsi pada Februari 2014 dan mengeluarkan material vulkanik berupa batu, pasir, dan debu. Material erupsi berupa batu dan pasir itu menimpa tiga daerah terdampak langsung, seperti Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. Namun, untuk material debu sampai di seluruh Pulau Jawa.

 

Akibat dari erupsi itu, ribuan rumah warga rusak dengan tingkat kerusakan beragam. Selain itu, puluhan ribu hektare lahan pertanian serta infrastruktur jalan ataupun jembatan juga banyak yang rusak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement