REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kerja ke luar negeri yang terakhir. Ada tiga negara yang didatangi, yakni Portugal, Amerika Serikat, dan Jepang. Di Portugal, Presiden akan menormalisasi hubungan bilateral kedua negara.
“Kunjungan tersebut sekaligus juga untuk memperkokoh normalisasi hubungan kedua negara," katanya sebelum tinggal landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (18/9).
Ia mengatakan hubungan kedua negara sempat rengang dan dibekukan pada masa transisi Timor Timur. Hubungan kedua pun kembali dipulihkan pada 1999 seusai jajak pendapat Timor Leste.
"Pertama kali, Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Portugal pada 1950. Kemudian ada pembekuan karena integrasi Timor Timur ke Indonesia waktu itu. 25 tahun kemudian, kita lakukan normalisasi hubungan bilateral dengan Portugal," katanya.
Dikatakan Presiden SBY, hubungan Indonesia-Portugal semakin membaik. Salah satu tandanya adalah kunjungan presiden Portugal ke Indonsia pada 2012 lalu.
Ia merasa wajib membalas kunjungan tersebut agar masa depan kedua negara bisa lebih baik, begitu pula hubungan dengan Timor Leste.
"Saya wajib berkunjung untuk masuk ke normalisasi yang penuh sambil menatap ke depan dan mengakhiri masa lampau yang tidak nyaman antara Indonesia, Portugal selama 25 tahun karena kerja sama Indonesia dengan Timor Timur," katanya.
Kunjungan kali ini merupakan kunjungan Presiden sBY ke luar negeri yang terakhir kalinya. Presiden SBY mengakui kunjungannya kali ini merupakan kunjungan yang terpanjang dari segi waktu selama 10 tahun ia memimpin negeri ini.
“Insya Allah ini merupakan tugas internasional, serta kunjungan kerja saya ke luar negeri yang terakhir dalam kapasitas saya sebagai Presiden RI," ujarnya.