REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kerja terakhir ke tiga negara, yakni Portugal, Amerika Serikat, dan Jepang. Dari tiga negara tersebut, di Amerika Serikat kegiatan paling banyak dilakukan.
Salah satunya penominasian Presiden SBY sebagai presiden organisasi internasional yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan (Korsel), yakni Global Green Growth Institute (GGGI).
"Di New York, akan dikukuhkan penominasian saya untuk menjadi presiden dan chairman dari Global Green Growth Institute yang bermarkas di Korea Selatan," katanya saat memberikan keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (18/9).
Ia mengatakan atas permintaan, mulai November mendatang hingga dua tahun mendatang ia siap menjalankan tugas tersebut.
"Insya Allah saya siap karena isunya penting bagi Indonesia, terutama untuk green growth development," katanya.
Organisasi itu menominasikan SBY sebagai calon tunggal presiden GGGI yang baru, menggantikan Presiden GGGI saat ini Lars Lokke Rasmussen, mantan perdana menteri Denmark. Pada 9 September lalu, delegasi GGGI mengunjungi SBY untuk menyampaikan secara langsung tawaran memimpin GGGI itu.
GGGI dibentuk pada 16 Juni 2010. GGGI bertujuan meningkatkan semangat pertumbuhan hijau, yakni sebuah paradigma yang ditandai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan, khususnya di negara berkembang. GGGI merupakan organisasi global pertama berbasis agenda yang diajukan Korea dan diluncurkan tanpa bantuan PBB.
GGGI mengupayakan tujuan ganda, yakni perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi. Cara kerjanya melalui kolaborasi dengan pemerintah. Sejauh ini GGGI memiliki 22 anggota (negara/pemerintah) dan penandatanganan perjanjian (ratifikasi). Sementara tugas SBY nanti adalah memimpin majelis yang merupakan organ tertinggi.
Kemudian memilih anggota dewan, menunjuk Dirjen, mempertimbangkan dan mengadopsi amandemen perjanjian pendirian GGGI, serta memberikan arahan atas keseluruhan kerja dan meninjau kemajuan yang dicapai. SBY juga bertugas menerima laporan dari sekretariat mengenai hal-hal strategis, operasi, dan keuangan serta memberikan bimbingan atas kerja sama kemitraan dan hubungan dengan badan-badan internasional lainnya.