REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Persediaan hewan kurban untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Adha di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih kurang, sehingga harus mendatangkan dari luar daerah.
"Kekurangannya sekitar 20 persen karena kebutuhan hewan kurban pada Idul Adha tahun ini diperkirakan mencapai 4.000 ekor untuk sapi dan lebih dari 10.000 ekor kambing," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Banyumas Sugiyatno di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Menurut dia, sekitar 80 persen hewan kurban lainnya sudah disiapkan oleh petani untuk dipasarkan menjelang Hari Raya Idul Adha, sedangkan kekurangannya didatangkan dari luar daerah.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa hingga saat ini belum terjadi peningkatan penjualan hewan kurban di Banyumas.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan petugas guna memeriksa kesehatan hewan kurban, baik sebelum dipotong (antemortem) maupun setelah dipotong (postmortem).
"Sebelum pemotongan hewan kurban, kami akan turun ke lapangan untuk memeriksa kesehatan ternak secara fisik. Pada hari H, kami akan turun lagi untuk melihat kualitas daging maupun jeroannya karena ada beberapa penyakit yang dapat diketahui dari kondisi jeroan seperti cacing hati," katanya.
Ia mengatakan bahwa masyarakat yang hendak berkurban dapat dipastikan akan memilih ternak yang kondisinya terlihat sehat, bagus, berumur, dan gemuk.
Akan tetapi, kata dia, ada beberapa penyakit yang bisa diketahui dari kondisi jeroan setelah ternak itu dipotong.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya hewan kurban yang terkena "antrax", Sugiyatno mengatakan bahwa selama ini di Banyumas belum pernah ditemukan penyakit-penyakit ternak yang dapat menular ke manusia.
"Paling hanya cacing hati. Itu (cacing hati, red.) termasuk penyakit yang tidak menular ke manusia," katanya.