REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Para petani budi daya ikan jaring terapung (Japung) di Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, dilanda kecemasan akan kelangsungan usahanya. Hal itu lantaran volume di waduk tersebut terus mengalami penyusutan imbas dari musim kemarau.
Petugas pelaksana Waduk Darma, Didi Tauhadi, mengatakan dalam kondisi normal, kapasitas maksimum Waduk Darma mencapai 38.500.000 meter kubik. Namun saat ini, volume air menyusut menjadi 32.587.243 meter kubik.
‘’Terjadi penurunan air sekitar lima sentimeter,’’ ujar Didi, kepada Republika, Rabu (17/9).
Penyusutan volume air di Waduk Darma mulai terjadi sejak awal September. Menurutnya penyusutan dikarenakan air dari waduk itu digunakan untuk mengairi areal pertanian di wilayah timur Kabupaten Kuningan dan di wilayah selatan Kabupaten Cirebon.
Didi menjelaskan, air yang ditampung di waduk Darma memang digunakan sebagai cadangan air di musim kemarau. Karenanya, saat ada permintaan air pada musim kemarau seperti sekarang, air akan langsung dialirkan ke daerah yang membutuhkan.
Namun Waduk Darma pun memiliki batas air yang tidak bisa dialirkan (dead storage), yaitu 7,5 juta meter kubik. Jika volume air sudah mencapai jumlah yang dibatasi, maka air tidak bisa lagi dialirkan dari waduk.
Ia menambahkan, air dari Waduk Darma selama ini mengandalkan pasokan air dari Sungai Cilutung. Saat ini, debit air dari sungai itu pun terus berkurang. Karenanya penggunaan air dari waduk pun akan diatur sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.
Akibat penyusutan air di Waduk Darma membuat sejumlah petani Japung dilanda kekhawatiran. Mereka pun terpaksa mengurangi benih ikan di kolam japung. Biasanya, petani japung menanam benih ikan satu kuintal per kolam. Namun saat ini, mereka hanya menanam benih sekitar 50 kilogram per kolam.
‘’Kami mengurangi benih ikan, khawatir rugi karena air dibuka untuk mengaliri saluran air di beberapa wilayah,’’ ujar seorang petani ikan japung Waduk Darma, Umar Hidayat.
Umar menjelaskan, para petani japung di Waduk Darma rata-rata membudidayakan ikan mujaer dan ikan mas. Kedua jenis ikan tersebut, selama ini memiliki permintaan pasar yang cukup tinggi. Selain untuk pasar lokal, ikan di waduk tersebut juga dipasarkan di Kabupaten Ciamis dan Brebes.
Menurutnya untuk satu kolam ikan japung, petani bisa menghabiskan modal sekitar Rp 15 juta. Namun, uang itu belum ditambah biaya perawatan, seperti misalnya perawatan japung yang rusak akibat perahu wisata, yang membuat ikan menjadi kabur.