Rabu 17 Sep 2014 16:23 WIB

Ridwan Kamil Akan Buat Pasar Tradisional Bisa Saingi Mal

Rep: c63/ Red: Esthi Maharani
Pasar tradisional
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pasar tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung bertekad akan menghidupkan kembali pasar tradisional yang ada di Kota Bandung. Rencananya pasar tradisional yang sempat mati ditinggalkan pembelinya, akan direvitalisasi dengan konsep baru yang tak kalah dengan pusat perbelanjaan atau mal di Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang ditemui usai melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking di pasar tradisional Sae Sarijadi, Kelurahan Sarijadi, Rabu (17/9), meyakini setelah direvitalisasi, pasar tradisional akan mampu menyaingi pusat perbelanjaan modern.

Untuk mencapai hal itu, diungkapkan Emil, pasar tradisional perlu diubah konsepnya seperti pasar modern agar dikelola secara modern dan tertata rapi. Ia menjamin setelah direvitalisasi tidak akan ada kesan jorok dan becek saat masyarakat berkunjung ke pasar.

Meski diubah lebih modern, ia menjamin revitalisasi pasar tidak akan meninggalkan ciri khas pasar tradisional sendiri. Interaksi langsung antara penjual dan pembeli akan tetap dipertahankan di pasar-pasar tradisional.

"Pasar tradisional itu memiliki keunikan dari mall, ada rasa kemanusiaannya, beda sama mall, enggak ada hubungan yang dekat, kita kan orang Indonesia, hubungan sosialnya sangat kuat, itu yang kita jaga," ujar Emil.

Dikatakan Emil, dengan konsep baru tersebut pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebagai tempat kegiatan jual beli saja, melainkan juga sebagai tempat tujuan masyarakat untuk melakukan kegiatan lainnya.

Seperti konsep yang dirancang untuk Pasar Sae Sarijadi, nantinya bangunan pasar juga selain untuk kios-kios penjual juga akan dibangun pusat jajanan (food court), kafe-kafe dan lapangan futsal. Selain itu juga, berdampingan dengan lokasi pasar juga akan dibangun hunian kos-kosan.

Dengan konsep tersebut, Emil meyakini dapat menarik masyarakat untuk mengunjungi pasar tradisional. "Enggak usah banyak-banyak kiosnya, tapi bagaimana mendatangkan orang sebanyak-banyaknya kesini, yang penting lengkap fasilitasnya," ungkap Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement