REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta akan menggelar Gebyar Budaya Hari Pariwisata Dunia 2014 di Taman Monas, Jakarta Pusat, pada 27 September mendatang.
Gebyar Budaya ini akan menampilkan berbagai budaya Nusantara dari Sabang sampai Merauke, sekaligus mengeksplorasi keanekaragaman budaya tradisional nusantara.
"Acara ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Kota Jakarta sebagai pusat budaya nusantara, destinasi pariwisata dan budaya utama di Indonesia," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budiman dalam rilisya yang disampaikan ke Republika, Rabu (17/9).
Gebyar Budaya juga akan menjadi media apresiasi terhadap keragaman seni budaya nusantara sebagai kekayaan bangsa Indonesia yang patut dibanggakan.
"Kita ingin meningkatkan promosi keragaman event seni budaya nusantara sebagai daya tarik pariwisata di Kota Jakarta," sambung Arie.
Gebyar Budaya ini diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya nusantara yang beranekaragam sebagai kebanggaan bangsa Indonesia.
Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day) ditetapkan oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) dan dirayakan setiap tanggal 27 September.
Perayaan ini sengaja dilakukan untuk mendorong kesadaran masyarakat Internasional akan pentingnya pariwisata sebagai bagian dari pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya yang berkelanjutan.
Menurut Arie, kepedulian ini diharapkan tumbuh dari semua pihak baik pemerintah, dunia usaha pariwisata, dan masyarakat. Penerapan pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development) dinilainya sangat tepat diterapkan dalam pengembangan produk pariwisata khususnya wisata budaya dan sejarah, wisata alam dan ecowisata, wisata olahraga rekreasi (menyelam, selancar, kapal layar, golf, sepeda, dan marathon) dengan mengoptimalkan potensi keragaman budaya dan keindahan alam yang dimiliki masyarakat setempat melalui event pariwisata.
Hari Pariwisata Dunia merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk terus menggali dan mengembangkan potensi pariwisata yang tersebar dan Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampe Rote untuk terus memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan kepariwisataan nasional, khususnya Jakarta sebagai kota metropolitan merupakan barometer Indonesia di kancah dunia.
"Jakarta juga merupakan “melting pot” dan miniature Indonesia, merupakan pusat budaya nusantara, dimana keanekaragaman budaya nusantara tumbuh dan berkembang di Jakarta," tutur Arie.
Lanjut Arie, sejalan dengan tema Hari Pariwisata Dunia 2014 “tourism and community development” maka event-event budaya yang ditampilkan di Jakarta melibatkan seluruh potensi masyarakat dan komunitas yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta.