REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Bom menghantam iringan pasukan keamanan Mesir di Semanjung Sinai, Selasa, menewaskan enam polisi daerah itu, tempat kelompok garis keras sering melancarkan serangan.
Dua polisi lain cedera dalam serangan di jalan raya antara ibu kota Provinsi Sinai Utara El-Arish dan kota Rafah di perbatasan Gaza itu, kata kementerian dalam negeri.
"Satu bom, meledak dekat salah satu dari APC (kendaraan-kendaraan lapis baja pengangkut pasukan) konvoi keamanan gabungan polisi dan tentara di jalan antara El-Arish dan Rafah, menewaskan enam polisi termasuk seorang perwira dan mencederai dua orang lainnya," kata kementerian itu dalam satu pernyataan.
Pasukan keamanan menutup daerah itu dan satu pemeriksaan sedang dilakukan.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu tetapi Semenanjung Sinai adalah satu lokasi rawan di mana kelompok-kelompok garis keras sering melakukan serangan terhadap pasukan keamanan untuk membalas tindakan keras pemerintah terhadap kelompok Islam pendukung presiden Moamd Mursi yang disingkirkan.
Tindakan keras terhadap para pendukung Moursi menewaskan setidaknya 1.400 orang sejak ia digulingkan pada 3 Juli 2013.
Panglima militee ketika itu Abdel Fattah al-Sisi menggulingkan Moursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis, setelah jutaan orang memprotes pada pemerintah yang berusia satu tahun itu.
Lebih dari 15.000 pendukug Moursi dan para anggota Ikhwanul Muslimin juga dipenjarakan sejak ia digulingkan.
Pihak berwenang mengatakan ratusan polisi dan personil militer juga dibunuh oleh kelompok garis keras itu itu sejak Moursi digulingkan.
Sisi kemudian terpilih sebagai presiden, yang dibantu oleh gelombang popularitas setelah tindakan keras itu.
Sebagian besar serangan terhadap pasukan keamanan dilakukan oleh kelompok Ansar Beit al-Maqdis (Pendukung Jerusalem), satu kelompok garis keras yang diilhami Al Qaida yang melancarkan serangan-serangan roket ke Israel.
Kelompok itu mengatakan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan adalah untuk membalas pembunuhan ratusan pendukung Moursi.
Kelompok itu mengklaim satu serangan bom awal bulan ini di Sinai yang menewaskan 11 polisi. Mereka juga baru-baru ini menyatakan dukungan pada kelompok IS (Negara Islam) yang telah merebut daerah-daerah luas di Irak dan Suriah.
Polisi dan tentara melancarkan satu operasi besar-besaran di wilayah itu untuk melumpuhkan Ansar Beit al-Maqdis, menewaskan sejumlah gerilaywan termasuk sejumlah pemimpin mereka.
Ansar Beit al-Maqdis diperkirakan dipimpin oleh kelompok garis keras Badui, dan sejumlah anggota mereka tewas atau yang ditahan telah ikut bertempur bersama dengan gerilyawan Islam di Suriah.
Operasi keamanan itu telah meningkatkan ketegangan d Sinai, di mana sku Badui telah lama berjuang akibat diabaikan oleh pemerintah pusat di Kairo.
Kendatipun operasi militer dan polisi, lompok garis keras itu tetap melancarkan serangan-serangan sporadis dan kadang-kadang bahkan membangun pos-pos pemeriksaan untuk menargetkan personil pasukan keamanan.