Selasa 16 Sep 2014 15:24 WIB

Kabinet Jokowi Tidak Banyak Intervensi?

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi.
Foto: IST
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pakar Sekretariat Nasional Jokowi Dr Hilmar Farid berpendapat yang terpenting adalah Presiden terpilih Joko Widodo memiliki kabinet yang solid dan kompak dalam pemerintahannya.

"Bukan dari mana dia datang, tapi bagaimana dia menjadi bagian dari pemerintahan yang solid dan kompak," kata Hilmar saat ditemui di seminar "Menyambut Penguatan Lembaga Riset dalam Kebijakan Pemerintah dan Pembangunan Nasional di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, anggapan bahwa kalangan partai belum tentu profesional dan kalangan profesional tidak politis adalah suatu pendapat yang keliru.

Kalangan partai telah terbukti dan teruji sebagai seorang profesional dalam bidangnya karena telah memiliki pengalaman.

"Kalau yang profesional tidak mendapat dukungan politik yang cukup, rentan juga terhadap berbagai intervensi," kata dia.

Kabinet yang dibentuk sekarang, kata Hilmar, berorientasi pada susunan kabinet yang stabil karena masa awal pemerintahan Joko Widodo tergolong berat, banyak perubahan yang ingin dilakukan.

Kabinet yang dibentuk, lanjut dia, adalah yang tidak banyak intervensi dan menuai perdebatan dari berbagai pihak.

Menanggapi Jokowi yang enggan bagi-bagi kursi, secara pribadi Hilmar berpendapat bukan masalah berapa banyak jatah menteri yang diperoleh suatu partai, tapi bahwa ia adalah bagian dari pemerintahan tersebut.

Presiden terpilih Joko Widodo mengumumkan struktur kabinetnya di Rumah Transisi, Senin (15/9).

Kabinet Jokowi akan terdiri atas 34 kementerian yang terdiri atas 16 profesional partai dan 18 profesional non-partai.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement