Selasa 16 Sep 2014 15:14 WIB

Jokowi: Ini Bukan Bagi-Bagi, Tapi Alokasikan Jatah untuk Partai

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
  Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9).  (Republika/ Wihdan)
Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan yang menyebutnya sedang sibuk membagi-bagikan kursi menteri pada para partai pendukung. 

Jokowi enggan menyebut apa yang ia lakukan sebagai bagi-bagi jatah. Ia lebih memilih disebut sedang mengalokasikan jatah khusus bagi partai pendukung.

"Yang namanya bagi-bagi kursi itu kalau belum berangkat sudah bilang, hei ikut saya ya, nanti saya beri tiga kursi. Ikut saya ya, nanti saya beri menteri utama," ujar gubernur DKI Jakarta tersebut di Balai Kota, Selasa (16/9).

Sementara saat ini, Jokowi mengaku sudah resmi berstatus sebagai presiden terpilih. Kemudian, ia juga sudah menyusun postur kabinetnya. 

Selain itu, ia pun mempersilakan semua partai pendukung untuk mengajukan nama-nama kadernya yang dianggap layak menduduki jabatan menteri. 

"Bedanya saya mempunyai kalkukasi. Kamu setor 100 nama juga tidak apa-apa," kata mantan wali kota Solo tersebut.

Jokowi mengaku, tak sembarangan ketika menentukan jatah 16 pos kementerian untuk parpol. Sebab hal itu akan berkaitan dengan politik serta hubungan eksekutif dengan legislatif. 

Jokowi telah mengumumkan, kabinetnya akan berupa 18 menteri dari kalangan profesional dan 16 menteri dari profesional partai. 

Sikap Jokowi tersebut dianggap tidak konsisten dengan pernyatannya yang selalu menyebut koalisinya adalah koalisi tanpa syarat dan tak mengenal bagi-bagi jatah menteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement