Selasa 16 Sep 2014 12:52 WIB

Hadapi Goyangan Parlemen, Kabinet Jokowi Harus Mumpuni

Rep: Elba Damhuri/ Red: Indah Wulandari
Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo akan menghadapi banyak tantangan berat. Salah satunya, kata pengamat politik UGM Arie Sudjito, kemungkinan adanya perlawanan dan goyangan dari parlemen.

Untuk menghadapi tantangan ini, Arie mengatakan Jokowi harus membentuk kabinet yang mumpuni, yang merupakan perkawinan orang-orang yang memiliki kompetensi dan bersih. Kabinet Jokowi, kata dia, harus terdiri dari orang-orang yang bersih dari kasus korupsi.

"Jika ini terwujud, posisi Jokowi sebagai presiden akan semakin kuat meskipun parlemen terus menggoyangnya," kata Arie, Selasa (16/9).

Arie percaya Jokowi akan membawa perubahan dari kabinet yang dibentuknya itu. Ada beberapa kementerian yang digabung, ada juga kementerian baru yang dibentuk sesuai kebutuhan bangsa.

Pada saat kampanye, Jokowi selalu mengatakan tidak akan menerapkan politik transaksional. Dengan janji itu, Arie menyatakan Jokowi bisa membawa perubahan baru bagi bangsa ini, asal komitmen itu dipenuhi.

Parlemen di masa pemerintahan Jokowi mendatang diperkirakan dikuasai partai politik yang tergabung dalam koalisi Merah Putih. Partai gabungan pendukung Jokowi yakni PDI Perjuangan, Hanura, dan PKB, tidak mencapai jumlah mayoritas. Kondisi yang memungkinkan pemerintahan mantan wali kota Solo itu bakal terus digoyang.

Seperti diketahui, DPR tengah membahas RUU Pilkada yang memberikan opsi kepala daerah dipilih oleh rakyat atau oleh DPRD. Sebagian besar fraksi di DPR mendukung sistem pemilihan kepala daerah dipilih oleh DPRD. RUU tersebut ditargetkan diketok pada 25 September.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement