Senin 15 Sep 2014 20:13 WIB

Pengamat: Jokowi Berpotensi Buat Blunder Politik

Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya nama Darwin Silalahi sebagai kandidat kuat menteri ESDM dinilai akan memberikan blunder politik migas pemerintahan Jokowi-JK. Pendapat itu disampaikan Pengamat Politik Ubaydillah Badrun.

"Nama Darwin Silalahi digadang-gadang akan menduduki jabatan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memunculkan indeks negatif termasuk dari rakyat yang mendukung Jokowi," ujar Ubaydillah Badrun kepada Wartwan, Senin (15/9).

Menurutnya, rakyat akan pesimistis terhadap pemberantasan mafia migas yang telah menggerogoti ratusan triliun uang negara, apabila mafia migas masih berada di lingkaran pemerintah Jokowi-JK.

"Darwin adalah bagian MNC ( Multi National Company) , Shell rantai kartel mafia migas asing. Ini menunjukan bahwa Jokowi dikendalikan oleh mafia asing di sektor migas. Pemilihan Darwin Silalahi sebagai menteri ESDM adalah hal yang buruk. Akan menimbulkan blunder politik dan berbahaya bagi reputasi Jokowi yang diusung partai Nasionalis PDIP," tegasnya.

Pengamat Geopolitik Ekonomi, Hendrajit mengomentari masuknya nama CEO Shell Indonesia, Darwin Silalahi sebagai kandidat Menteri ESDM atau posisi strategis di Pos Energi. Ia berharap Jokowi pintar dalam memberikan jabatan di kabinetnya nanti.

"Apakah Jokowi-JK serius, lihat postur kabinet. Ada nama Darwin Silalahi. Ada kaderisasi sesuai desain jadi menteri, jadi orang penting di BUMN," kata dia di Jakarta, Senin (15/9).

Dia meminta mantan wali kota Solo itu harus kuat dalam membuat kabinet. Dengan begitu, intervensi baik dari eksternal maupun pihak asing tak masuk dan melahirkan mafia migas. "Kalau benar kabinet menguat, Jokowi harus munculkan kekuatan," kata dia.

Untuk diketahui,  Darwin Silalahi saat ini bekerja sebagai Country Chairman Shell Companies in Indonesia dan juga Presiden Direktur PT Shell Indonesia. Darwin adalah orang Indonesia pertama yang mengemban posisi ini sejak mulai bekerja di Shell tahun 2007.

Sebelum menjabat sebagai CEO di PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi selama tujuh tahun menjabat Country CEO Booz Allen Hamilton Indonesia, salah satu perusahaan konsultan manajemen strategik ternama dunia.

Pada tahun 1985, ayah dari dua orang anak ini mengawali karirnya di BP (British Petroleum) selama hampir 10 tahun. Dia pernah ditempatkan di Aberdeen (Belgia), London (Inggris), dan Texas (Amerika Serikat), sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan PT Dharmala Inti Utama (DIU) sebagai asisten CEO pada tahun 1994.

Langkah tersebut memperkenalkan Darwin Silalahi dengan dunia manajemen strategik dan membawanya ke Bakrie & Brothers sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan.

Pada pertengahan 1998, Darwin Silalahi memulai karir pegawai negeri sebagai Plt Direktur Usaha di Kementerian BUMN dengan portofolio BUMN sektor perhubungan, telekomunikasi, dan energi. Dengan bekerja selama satu setengah tahun di pemerintahan hingga akhir 1999, pengalaman kerja Darwin menjadi serba lengkap: multinasional, konglomerat, dan pemerintahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement