REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Madura (Unira) Pamekasan, Jawa Timur, Senin, berunjuk rasa menolak rencana pemilihan kepala daerah melalui wakil rakyat di DPRD.
Aksi aktivis mahasiswa dimulai dari monumen Arek Lancor Pamekasan dengan membawa berbagai jenis poster dan spanduk, serta membagi-bagikan brosur kepada para pengendara kendaraan bermotor yang melintas di sepanjang jalan yang dilalui pengunjuk rasa.
"Kami menolak rencana pemilihan pilkada oleh wakil rakyat, karena apabila dilaksanakan, jelas ini merupakan langkah mundur," kata Ketua BEM Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Unira, Moh Afrizal.
Oleh karenanya, sambung Rizal, dirinya bersama aktivis BEM Unira lainnya meminta agar semua wakil rakyat di DPRD Pamekasan menolak rencana itu, karena selain merupakan langkah mundur, juga sangat tidak aspiratif.
"Dewan boleh mewakili kami menyampaikan aspirasi yang menyangkut kesejahteraan mayarakat, bahkan harus. Tapi jangan wakili kami untuk memilih calon pemimpin," ucapnya, menegaskan.
Dalam aksi itu, mahasiswa juga meminta perwakilan anggota DPRD Pamekasan dari seluruh partai politik untuk memberikan pernyataannya menolak terkait RUU tersebut.