REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menghadiri panen raya padi di wilayah Kecamatan Sukolilo, Sabtu (13/9), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendorong petani Surabaya menghasilkan produk organik.
Menurut Risma, penggunaan pupuk dan pestisida organik dapat memberikan nilai tambah pada suatu produk. Menurut Risma, hasil pertanian organik memiliki harga jual yang lebih mahal.
“Harga beras biasa dari petani ke pengepul umumnya Rp 4.100/kg. Tapi, kalau beras organik bisa sampai Rp 8.000/kg. Ini kan bagus bagi kesejahteraan petani. Nanti, urusan pupuknya kita bantu dari dinas pertanian,” ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, Risma mendorong para petani Surabaya lebih mengutamakan kualitas produk, sebab dia menyadari lahan pertanian di Kota Pahlawan tidak terlalu luas.
“Meski lahannya kecil, kita harus punya kualitas. Yang terpenting para petani tidak hanya sekadar menghasilkan saja, tapi juga harus bisa survive dengan pendapatannya,” papar Risma saat menghadiri panen raya.
Lebih jauh dia menyatakan, masalah ketahanan pangan memang tengah menjadi perhatian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan dunia seiring dampak global warming. Untuk itu, dia menghimbau tiap daerah mampu memaksimalkan potensi yang ada agar bisa memenuhi kebutuhan sendiri.
Data Dinas Pertanian (Distan) Surabaya menyebutkan, sektor pertanian tercatat menyumbang 0,07 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Surabaya.